Brexit Bisa Sebabkan Efek Domino di Eropa Timur
A
A
A
LUKSENBURG CITY - Referendum yang menentukan bertahan atau keluarnya Inggris dari Uni Eropa (UE), yang disebut juga dengan Brexit dapat menimbulkan efek domino di negara-negara Eropa timur. Hal itu disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Luksemburg, Jean Asselborn.
Dalam sebuah wawancara dengan media Jerman, Asselborn menuturkan jika sampai Inggris akhirnya keluar dari UE, hal itu akan memancing negara lain, khususnya di kawasan Eropa timur untuk melakukan hal yang sama.
"Hal ini tidak bisa dikesampingkan bahwa Brexit dapat menyebabkan efek domino di Eropa Timur," kata Asselborn dalam wawancara tersebut, seperti dilansir Reuetrs pada Minggu (19/6).
Dirinya juga menuturkan bahwa keputusan Perdana Menteri Inggris David Cameron untuk mengadakan referendum tersebut merupakan sebuah kesalahan yang sangat besar.
"Itu adalah kesalahan bersejarah dari Cameron untuk berpikir tentang memanggil referendum tentang keanggotaan Inggris di UE," sambungnya.
"Bahkan jika Inggris harus memutuskan untuk tetap bersama UE, ini tidak akan memecahkan masalah yang dihasilkan dari sikap negatif dari Inggris terhadap UE," pungkasnya.
Inggris rencananya akan digelar pada tanggal 23 Juni mendatang. Sejauh ini, berdasarkan hasil jajak pendapat, jumlah warga Inggris yang ingin keluar dari UE, dan yang ingin tetap bersama UE masih cukup seimbang, dengan keunggulan tipi dari kubu yang ingin lepas dari UE.
Dalam sebuah wawancara dengan media Jerman, Asselborn menuturkan jika sampai Inggris akhirnya keluar dari UE, hal itu akan memancing negara lain, khususnya di kawasan Eropa timur untuk melakukan hal yang sama.
"Hal ini tidak bisa dikesampingkan bahwa Brexit dapat menyebabkan efek domino di Eropa Timur," kata Asselborn dalam wawancara tersebut, seperti dilansir Reuetrs pada Minggu (19/6).
Dirinya juga menuturkan bahwa keputusan Perdana Menteri Inggris David Cameron untuk mengadakan referendum tersebut merupakan sebuah kesalahan yang sangat besar.
"Itu adalah kesalahan bersejarah dari Cameron untuk berpikir tentang memanggil referendum tentang keanggotaan Inggris di UE," sambungnya.
"Bahkan jika Inggris harus memutuskan untuk tetap bersama UE, ini tidak akan memecahkan masalah yang dihasilkan dari sikap negatif dari Inggris terhadap UE," pungkasnya.
Inggris rencananya akan digelar pada tanggal 23 Juni mendatang. Sejauh ini, berdasarkan hasil jajak pendapat, jumlah warga Inggris yang ingin keluar dari UE, dan yang ingin tetap bersama UE masih cukup seimbang, dengan keunggulan tipi dari kubu yang ingin lepas dari UE.
(esn)