Kelompok Muslim for Trump Bela FBI Tangkap Orang di Masjid

Sabtu, 11 Juni 2016 - 12:45 WIB
Kelompok Muslim for...
Kelompok Muslim for Trump Bela FBI Tangkap Orang di Masjid
A A A
WASHINGTON - Kelompok “Muslim for Trump” di Amerika Serikat membela langkah Federal Bureau of Investigation (FBI) Amerika Serikat (AS) ketika menyusup ke masjid dan menangkap seseorang karena mereka berusaha ke luar negeri untuk bergabung dengan kelompok ekstremis.

Kelompok advokasi politik Muslim for Trump merupakan kelompok Muslim AS pendukung kandidat calon presiden AS dari Partai Republik, Donald Trump. Menurut direktur kelompok itu, Sajid Tarar, tindakan FBI tidak bisa disalahkan.

”Anda tidak bisa menyalahkan mereka (FBI) sepenuhnya,” kata Tarar kepada Spuntiknews pada hari Jumat yang dilansir Sabtu (11/6/2016).

”Mungkin mereka mengambil tindakan pencegahan atau sesuatu. Ini adalah garis yang sangat halus. Semuanya tampaknya mencurigakan kepada saya. Hal ini sangat menjengkelkan untuk jujur dengan Anda,” ujarnya.

Meski demikian, Tarar ragu dengan strategi FBI karena individu yang kesepian, yang depresi dari keluarga kacau dengan tidak memiliki pekerjaan kemudian pergi ke masjid merupakan upaya untuk mengubah hidup mereka.

”Terus terang mereka tidak bisa menjadi ancaman nyata. Mereka rentan, mereka aneh. Orang mengatakan mereka sedang radikal, tapi saya pikir mereka sakit secara psikologis, mereka mengalami depresi,” ujarnya.

Tarar mengklarifikasi pernyataan Trump yang akan melarang warga Muslim asing untuk memasuki AS. Menurutnya, larangan itu sebenarnya mengacu pada pengungsi Muslim Suriah yang dikhawatirkan disusupi kelompok ekstremis yang akan menjadi ancaman bagi AS.

Kelompok ini berencana untuk berpartisipasi dalam pengumpulan dana dengan organisasi lain yang disebut National Diversity Coalition for Trump dan memiliki rencana untuk membangun konsolidasi tersendiri di sedikitnya 17 negara bagian AS setelah konvensi capres Partai Demokrat dan Partai Republik berakhir pada bulan Juli nanti.

Tarar juga menyatakan keprihatinan pada Pemerintah AS yang keliru dalam menyamakan Muslim Amerika dengan rekan-rekan mereka di Eropa.

”Kami, Muslim Amerika, yang berbeda dari Muslim Eropa. Muslim Eropa tinggal dighetto,sementara Muslim Amerika cukup menyebar. Kami tidak menghadapi jenis rasisme dan prasangka seperti di Eropa. Amerika adalahmelting pot,” katanya.




(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1087 seconds (0.1#10.140)