Gadis Cilik di Brazil Jadi Korban Upacara Voodoo
Gadis Cilik di Brazil Jadi Korban Upacara Voodoo
A
A
A
BRASILIA - Aksi sadis dilakukan oleh seorang pria di Brazil. Demi menjalankan ritual ilmu hitam, yang jamak di sebut Voodoo, ia tega merobek hati seorang anak berusia 10 tahun, setelah terlebih dahulu memperkosa dan membunuhnya.
Polisi Brazil menangkap Jairo Lopes setelah sebelumnya menemukan jasad anak perempuan yang dikabarkan hilang, Raiana Aparecida Candida (10). Lopes ditangkap pihak kepolisian setelah bersembunyi di semak-semak selama lima hari di lokasi ditemukannya jasad Candida.
Seperti dikutip dari Daily Record, Jumat (10/6/2016), kepada pihak kepolisian Lopes mengaku awalnya menculik Candida untuk meminta tebusan kepada keluarganya. Namun sekarang, pihak kepolisian akan menyelidiki kemungkinan Candida dibunuh sebagai bagian dari upacara ilmu hitam.
Kecurigaan polisi jika Candida menjadi korban upacara ilmu hitam karena Lopes memiliki tato di perutnya yang mengacu pada upacara pemujaan voodoo.
"Kami harus memindahkannya dari tempat persembunyian dia ditemukan karena penduduk setempat ingin membunuhnya. Ia mengaku pernah membunuh, namun ia tidak membunuh anak kecil itu," kata Kepala Kepolisian setempat, Giovanni Idalmo de Faria.
"Kami menyita sepatu bernoda darah dan bukti potensial lainnya. Sampai kita menunjukkan sebaliknya, orang ini adalah pelaku kejahatan yang biadab ini," tukasnya.
Polisi Brazil menangkap Jairo Lopes setelah sebelumnya menemukan jasad anak perempuan yang dikabarkan hilang, Raiana Aparecida Candida (10). Lopes ditangkap pihak kepolisian setelah bersembunyi di semak-semak selama lima hari di lokasi ditemukannya jasad Candida.
Seperti dikutip dari Daily Record, Jumat (10/6/2016), kepada pihak kepolisian Lopes mengaku awalnya menculik Candida untuk meminta tebusan kepada keluarganya. Namun sekarang, pihak kepolisian akan menyelidiki kemungkinan Candida dibunuh sebagai bagian dari upacara ilmu hitam.
Kecurigaan polisi jika Candida menjadi korban upacara ilmu hitam karena Lopes memiliki tato di perutnya yang mengacu pada upacara pemujaan voodoo.
"Kami harus memindahkannya dari tempat persembunyian dia ditemukan karena penduduk setempat ingin membunuhnya. Ia mengaku pernah membunuh, namun ia tidak membunuh anak kecil itu," kata Kepala Kepolisian setempat, Giovanni Idalmo de Faria.
"Kami menyita sepatu bernoda darah dan bukti potensial lainnya. Sampai kita menunjukkan sebaliknya, orang ini adalah pelaku kejahatan yang biadab ini," tukasnya.
(ian)
Explore More