Rusia Tanggapi Dingin Ultimatum Pemberontak Suriah
A
A
A
MOSKOW - Ultimatum yang disampaikan pemberontak Suriah beberapa waktu lalu ternyata tidak berdampak besar pada Rusia. Negeri Beruang Merah itu menanggapi dingin ultimatum yang dibuat oleh 23 kelompok pemberontak itu.
Rusia justru menyebut ultimatum tersebut sebagai upaya pemberontak Suriah untuk menyalahkan pemerintah Suriah atas terus terjadinya pelanggaran gencatan senjata di negara tersebut.
"Kami menganggap pernyataan pemimpin kelompok oposisi dan kelompok yang bertindak di bawah nama mereka pada tanggal 22 Mei 2016 sebagai upaya untuk mengalihkan tanggung jawab untuk pelanggaran rezim penghentian permusuhan ke pasukan pemerintah," kata kepala pusat Rusia untuk Rekonsiliasi di Suriah, Letjen. Sergey Kuralenko, seperti dilansir Russia Today pada Selasa (24/5).
Pemberontak Suriah, seperti dikabarkan sebelumnya, telah memberikan ultimatum kepada AS dan Rusia. Kaum pemberontak Suriah memberikan waktu 48 jam kepada AS dan Rusia untuk mendesak rezim Bashar al-Assad agar menghentikan serangan udara di Suriah.
Sementara itu, di kesempatan yang sama Kuralenko juga mendesak Amerika Serikat (AS) untuk menggunakan pengaruhnya terhadap pemberontak Suriah agar mematuhi gencatan senjata atau yang disebut juga dengan penghentian permusuhan di Suriah.
"Sekali lagi, kami meminta sisi Amerika untuk melanjutkan upaya dengan unit oposisi moderat agar mendorong mereka bergabung dengan rezim gencatan senjata, menyediakan data yang tepat mengenai wilayah yang mereka kontrol dan mundur dari wilayah yang dikuasi oleh al-Nusra atau kelompok teroris lainnya," pungkasnya.
Rusia justru menyebut ultimatum tersebut sebagai upaya pemberontak Suriah untuk menyalahkan pemerintah Suriah atas terus terjadinya pelanggaran gencatan senjata di negara tersebut.
"Kami menganggap pernyataan pemimpin kelompok oposisi dan kelompok yang bertindak di bawah nama mereka pada tanggal 22 Mei 2016 sebagai upaya untuk mengalihkan tanggung jawab untuk pelanggaran rezim penghentian permusuhan ke pasukan pemerintah," kata kepala pusat Rusia untuk Rekonsiliasi di Suriah, Letjen. Sergey Kuralenko, seperti dilansir Russia Today pada Selasa (24/5).
Pemberontak Suriah, seperti dikabarkan sebelumnya, telah memberikan ultimatum kepada AS dan Rusia. Kaum pemberontak Suriah memberikan waktu 48 jam kepada AS dan Rusia untuk mendesak rezim Bashar al-Assad agar menghentikan serangan udara di Suriah.
Sementara itu, di kesempatan yang sama Kuralenko juga mendesak Amerika Serikat (AS) untuk menggunakan pengaruhnya terhadap pemberontak Suriah agar mematuhi gencatan senjata atau yang disebut juga dengan penghentian permusuhan di Suriah.
"Sekali lagi, kami meminta sisi Amerika untuk melanjutkan upaya dengan unit oposisi moderat agar mendorong mereka bergabung dengan rezim gencatan senjata, menyediakan data yang tepat mengenai wilayah yang mereka kontrol dan mundur dari wilayah yang dikuasi oleh al-Nusra atau kelompok teroris lainnya," pungkasnya.
(esn)