Sementara, Donald Trump-nya Filipina Menang Pilpres

Selasa, 10 Mei 2016 - 07:30 WIB
Sementara, Donald Trump-nya...
Sementara, Donald Trump-nya Filipina Menang Pilpres
A A A
MANILA - Calon presiden (capres) kontroversial Filipina; Rodrido Duterte, yang dijuluki “Donald Trump”-nya Filipina untuk sementara meraih kemenangan.

Duterte dikenal sebagai capres “bermulut kotor”, termasuk pernah menjadikan kasus pemerkosaan sebagai lelucon dalam kampanye pemilihan presiden (Pilpres) Filipina).

Lebih dari separuh pemilih atau lebih dari sekitar 100 juta jiwa warga Filipina sudah memberikan hak pilihnya pada Senin kemarin. Hasil Pilpres saat ini (10/5/2016), mantan pengacara berusia 71 tahun itu memimpin perolehan suara terbanyak, yakni 38 persen.

Polling sekarang telah ditutup dan hasil sementara ini diprediksi tidak akan berubah dalam beberapa jam. Rival terdekat Duterte, Senator Grace Poe, meraih sekitar 22 persen suara dan telah mengakui kekalahannya.

Duterte yang pernah menjabat sebagai walikota Kota Davao selatan mengatakan kepada CNN Philippines, terkait kemenangannya sementara. ”Saya tidak ada sampai saya di sana. Jika itu adalah takdir saya untuk berada di sana maka saya menerimanya,” katanya.

Duterte telah menjadi berita utama dengan sikap kontroversial. Jika terpilih, dia telah berjanji untuk mengakhiri korupsi dalam waktu tiga sampai enam bulan. Dia bersumpah untuk membunuh semua penjahat di negeranya dan menjadikan tubuh para penjahat sebagai makanan ikan.

Dia juga diduga terlibat pembunuhan massal selama menjabat sebagai walikota, di mana kelompok HAM mencatat ada lebih dari 1.000 tersangka kriminal yang dibunuh selama bertahun-tahun ketika dia menjabat sebagai walikota.

Selain disamakan dengan kandidat capres AS Donald Trump, Duterte juga telah dijuluki sebagai "The Punisher" dan "Duterte Harry", sebuah referensi untuk karakter Clint Eastwood dalam film Dirty Harry.

Duterte pada bulan lalu mendapat kecaman banyak pihak, termasuk dari Kedutaan Besar AS dan Australia, setelah dia membuat lelucon soal pemerkosaan massal terhadap misionaris Australia Jacqueline Hamill di kota yang dia pimpin beberapa tahun silam.

Lelucon kontroversial itu menyebar di media sosial.

”Ada orang awam Australia. Saya melihat wajahnya dan saya pikir; ‘son of b*** h’. Sayang, mereka memperkosanya, mereka semua berbaris, "katanya kepada massa pendukungnya menceritakan pemerkosaan yang dialami misionaris Australia.

”Saya marah dia diperkosa tapi dia sangat cantik. Saya pikir, walikota seharusnya yang pertama (yang memperkosa), "katanya. Kasus itu terjadi saat kerusuhan pecah di penjara Davao pada tahun 1989, di mana ia menjabat sebagai walikota selama 22 tahun. Lima misionaris dibunuh oleh para tahanan dalam kerusuhan.

Kedubes AS dan Australia mengecam lelucon Duterte itu. Tapi, dia tak terima. Duterte bahkan sesumbar akan memutuskan hubungan diplomatik dengan AS dan Australia jika dia terpilih sebagai Presiden Filipina.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0907 seconds (0.1#10.140)