JK Dorong Terciptanya Persatuan Diantara Negara Anggota OKI
A
A
A
ANKARA - Wakil Presiden Indonesia, Jusuf Kalla menilai Organisasi Konferensi Islam atau OKI telah gagal mempersatukan anggotanya. Karenanya, sosok yang akrab dipanggil JK ini mendorong negara-negara anggota OKI untuk mencari solusi damai jangka panjang untuk permasalahan yang dihadapi Dunia Islam.
"Kita telah membiarkan politik dan ego sektarian mempengaruhi kita. Padahal Allah SWT sendiri telah mengingatkan kita untuk saling menolong, bukan saling menganiaya," kata JK saat berpidato di KTT OKI di Turki.
"Mari kita bekerja bersama untuk menghentikan ini. Menghentikan penderitaan saudara kita Muslimin dan Muslimat. Mari kita bekerja lebih keras untuk menghentikan konflik, perang dan kekerasan. Itulah satu-satunya jalan ke depan," sambungnya seperti tertuang dalam rilis yang diterima Sindonews, Jumat (15/4/2016).
Menurut JK, negara-negara anggota OKI bertanggung jawab untuk merealisasikan Islam sebagai agama Rahmatan lil-alamin, agama yang berkontribusi bagi perdamaian, pembangunan dan keadilan sosial.
"Sudah saatnya kita berhenti berdebat. Sudah tepat bagi kita untuk meningkatkan saling pengertian dan toleransi. Kita harus memperkuat persatuan kita serta berkontribusi untuk memberi solusi bagi tantangan yang dihadapi negara-negara Islam dan komunitas internasional," tukasnya.
"Kita telah membiarkan politik dan ego sektarian mempengaruhi kita. Padahal Allah SWT sendiri telah mengingatkan kita untuk saling menolong, bukan saling menganiaya," kata JK saat berpidato di KTT OKI di Turki.
"Mari kita bekerja bersama untuk menghentikan ini. Menghentikan penderitaan saudara kita Muslimin dan Muslimat. Mari kita bekerja lebih keras untuk menghentikan konflik, perang dan kekerasan. Itulah satu-satunya jalan ke depan," sambungnya seperti tertuang dalam rilis yang diterima Sindonews, Jumat (15/4/2016).
Menurut JK, negara-negara anggota OKI bertanggung jawab untuk merealisasikan Islam sebagai agama Rahmatan lil-alamin, agama yang berkontribusi bagi perdamaian, pembangunan dan keadilan sosial.
"Sudah saatnya kita berhenti berdebat. Sudah tepat bagi kita untuk meningkatkan saling pengertian dan toleransi. Kita harus memperkuat persatuan kita serta berkontribusi untuk memberi solusi bagi tantangan yang dihadapi negara-negara Islam dan komunitas internasional," tukasnya.
(ian)