Korsel Gelar Pemilu Parlemen
A
A
A
SEOUL - Korea Selatan (Korsel) menggelar pemilu parlemen di tengah ketidakpuasan atas kondisi ekonomi yang lesu. Meski begitu, partai konservatif yang berkuasa berharap dapat mempertahankan kembali mayoritas kursi di parlemen.
Menurut Komisi Pemilihan Umum Korsel, partisipasi pemilih amat rendah dalam pemilu kali ini dibanding dengan empat tahun lalu. Jika tren ini terus berlangsung, maka hal ini akan menguntungkan Presiden Park Geun-hye dari Partai Saenuri. Partai Saenuri menguasai separuh dari 292 kursi di Parlemen seperti dikutip dari Reuters, Rabu (13/4/2016).
Turunnya partisipasi pemilih dalam pemilu kali ini disebabkan rasa frustasi para pemilih. Mereka menganggap parlemen telah mengabaikan sejumlah isu riil, seperti pekerjaan dan keamanan nasional di negara ekonomi terbesar keempat di Asia dan lebih memfokuskan diri pada melindungi kepentingan politik.
Ekonomi Korsel tumbuh 2,6 persen pada tahun lalu dan pengangguran kaum muda mencapai 12,5 persen pada Februari. Angka ini adalah yang tertinggi sejak pemerintah mulai menyimpan catatan pada tahun 1999, dibandingkan dengan single-digit pengangguran di kelompok usia lainnya.
Sejumlah analis mengatakan, partai oposisi tidak dapat memberikan tantangan serius kepada partai penguasa tertutama jika para pemilih yang terlanjur kecewa tidak menggunakan hak pilihnya.
Menurut Komisi Pemilihan Umum Korsel, partisipasi pemilih amat rendah dalam pemilu kali ini dibanding dengan empat tahun lalu. Jika tren ini terus berlangsung, maka hal ini akan menguntungkan Presiden Park Geun-hye dari Partai Saenuri. Partai Saenuri menguasai separuh dari 292 kursi di Parlemen seperti dikutip dari Reuters, Rabu (13/4/2016).
Turunnya partisipasi pemilih dalam pemilu kali ini disebabkan rasa frustasi para pemilih. Mereka menganggap parlemen telah mengabaikan sejumlah isu riil, seperti pekerjaan dan keamanan nasional di negara ekonomi terbesar keempat di Asia dan lebih memfokuskan diri pada melindungi kepentingan politik.
Ekonomi Korsel tumbuh 2,6 persen pada tahun lalu dan pengangguran kaum muda mencapai 12,5 persen pada Februari. Angka ini adalah yang tertinggi sejak pemerintah mulai menyimpan catatan pada tahun 1999, dibandingkan dengan single-digit pengangguran di kelompok usia lainnya.
Sejumlah analis mengatakan, partai oposisi tidak dapat memberikan tantangan serius kepada partai penguasa tertutama jika para pemilih yang terlanjur kecewa tidak menggunakan hak pilihnya.
(ian)