Filipina Desak China Hormati Putusan Pengadilan Arbitrase
A
A
A
MANILA - Filipina mendesak China untuk menghormati keputusan yang akan dijatuhkan oleh Pengadilan Arbitrase di Den Haag terkait sengketa wilayah di Laut Cina Selatan (LCS). Hal itu diungkapkan oleh Menteri Luar Negeri Filipina, Albert del Rosario, menanggapi pernyataan Menteri Luar Negeri China, Wang Yi.
Saat melakukan kunjungan ke Amerika Serikat (AS), Yi menuding Filipina sebagai provokator politik dengan membawa permasalahan LCS ke Pengadilan Arbitrase.
"Filipina, serta masyarakat internasional, meminta China untuk menghormati putusan hasil sidang arbitrase dan bersama-sama memajukan aturan berbasis rezim internasional," kata del Rosario dalam sebuah pernyataan di Manila dikutip dari Reuters, Senin (29/2/2016).
"Jika China tidak mengindahkan panggilan kolektif kita, apakah itu berarti bahwa China menganggap dirinya di atas hukum?" cetusnya.
Rosario sendiri berharap, putusan Pengadilan Arbitrase keluar sebelum Mei mendatang. "Manila dan Beijing telah bertemu beberapa kali untuk membahas sengketa maritim, tapi tidak ada yang telah diselesaikan," ia menambahkan.
Saat melakukan kunjungan ke Amerika Serikat (AS), Yi menuding Filipina sebagai provokator politik dengan membawa permasalahan LCS ke Pengadilan Arbitrase.
"Filipina, serta masyarakat internasional, meminta China untuk menghormati putusan hasil sidang arbitrase dan bersama-sama memajukan aturan berbasis rezim internasional," kata del Rosario dalam sebuah pernyataan di Manila dikutip dari Reuters, Senin (29/2/2016).
"Jika China tidak mengindahkan panggilan kolektif kita, apakah itu berarti bahwa China menganggap dirinya di atas hukum?" cetusnya.
Rosario sendiri berharap, putusan Pengadilan Arbitrase keluar sebelum Mei mendatang. "Manila dan Beijing telah bertemu beberapa kali untuk membahas sengketa maritim, tapi tidak ada yang telah diselesaikan," ia menambahkan.
(ian)