RI Akan Terus Dorong Perlindungan Buruh Migran di ASEAN
A
A
A
JAKARTA - Indonesia akan terus mendorong soal perlindungan buruh migran di ASEAN. Hal itu disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi.
"Kita selalu fight soal perlindungan isu migran buruh. ASEAN mengatakan, ASEANharus pepople center. Jadi, akan sulit membayangkan organisasi yang people center, tapi kita belum mau mengikat diri pada kesepakatan perlindungan buruh migran," lanjutnya.
"Kita selalu membawa dan menekankan isu ini di tiap pertemuan (ASEAN). Laos menyampaikan prioritas keketuaaan, Indonesia tetap mengingatkan soal isu buruh migran," sambung Menlu wanita pertama Indonesia tersebut.
Sementara itu, ketika disinggung apakah sudah ada instrumen hukum di ASEAN yang mengatur soal migran, Retno menyatakan sejauh ini belum ada instrumen hukum tersebut. Sebab, masih belum ada kesepakatan dari negara ASEAN soal itu.
"Belum, ini harus ada kesepakatan awal. Setelah sepakat, baru dinegosiasikan. Itu yang selalu kita dorong," pungkasnya.
Jumlah buruh migran asal Indonesia, atau yang lebih dikenal nama Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di negara ASEAN sendiri memang bisa dikatakan cukup besar. Mayoritas para TKI tersebut bekerja di Malaysia.
"Kita selalu fight soal perlindungan isu migran buruh. ASEAN mengatakan, ASEANharus pepople center. Jadi, akan sulit membayangkan organisasi yang people center, tapi kita belum mau mengikat diri pada kesepakatan perlindungan buruh migran," lanjutnya.
"Kita selalu membawa dan menekankan isu ini di tiap pertemuan (ASEAN). Laos menyampaikan prioritas keketuaaan, Indonesia tetap mengingatkan soal isu buruh migran," sambung Menlu wanita pertama Indonesia tersebut.
Sementara itu, ketika disinggung apakah sudah ada instrumen hukum di ASEAN yang mengatur soal migran, Retno menyatakan sejauh ini belum ada instrumen hukum tersebut. Sebab, masih belum ada kesepakatan dari negara ASEAN soal itu.
"Belum, ini harus ada kesepakatan awal. Setelah sepakat, baru dinegosiasikan. Itu yang selalu kita dorong," pungkasnya.
Jumlah buruh migran asal Indonesia, atau yang lebih dikenal nama Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di negara ASEAN sendiri memang bisa dikatakan cukup besar. Mayoritas para TKI tersebut bekerja di Malaysia.
(esn)