Putin: Gencatan Senjata Mampu Balikan Situasi di Suriah
A
A
A
MOSKOW - Presiden Rusia Vladimir Putin menyakini gencatan senjata di Suriah akan mampu membalikan situasi di negara tersebut. Gencatan senjata di Suriah rencananya akan dimulai pada tanggal 27 Februari mendatang.
"Saya yakin, aksi bersama yang telah disepakati dengan pihak Amerika akan cukup untuk secara radikal membalikkan keadaan krisis di Suriah," kata Putin dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Russia Today pada Selasa (23/2).
"Kami akhirnya melihat kesempatan nyata untuk mengakhiri pertumpahan darah dan kekerasan yang sudah lama berlangsung. Sebagai hasil dari gencatan senajata ini, bantuan kemanusiaan untuk semua warga Suriah harus dipermudah," sambungnya.
Pemimpin Negeri Beruang Merah itu berharap gencatan senjata ini akan menciptakan kondisi yang baik, yang bisa digunakan untuk memulai kembali proses perdamaian di Suriah, yang selama ini terus menemui kegagalan.
"Satu hal paling penting adalah penciptaan kondisi untuk meluncurkan proses politik jangka panjang melalui dialog intra-Suriah yang luas di Jenewa, di bawah naungan PBB," imbuhnya.
Seperti diketahui, Rusia dan AS telah menyepakati pelaksanaan gencatan senjata di Suriah mulai berlaku pada tengah malam 27 Februari 2016. Namun, gencatan senjata tak berlaku bagi ISIS, Al-Nusra dan kelompok teror lain. Artinya, kelompok-kelompok teror itu tetap akan diperangi, meski gencatan senjata dilaksanakan di Suriah.a
"Saya yakin, aksi bersama yang telah disepakati dengan pihak Amerika akan cukup untuk secara radikal membalikkan keadaan krisis di Suriah," kata Putin dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Russia Today pada Selasa (23/2).
"Kami akhirnya melihat kesempatan nyata untuk mengakhiri pertumpahan darah dan kekerasan yang sudah lama berlangsung. Sebagai hasil dari gencatan senajata ini, bantuan kemanusiaan untuk semua warga Suriah harus dipermudah," sambungnya.
Pemimpin Negeri Beruang Merah itu berharap gencatan senjata ini akan menciptakan kondisi yang baik, yang bisa digunakan untuk memulai kembali proses perdamaian di Suriah, yang selama ini terus menemui kegagalan.
"Satu hal paling penting adalah penciptaan kondisi untuk meluncurkan proses politik jangka panjang melalui dialog intra-Suriah yang luas di Jenewa, di bawah naungan PBB," imbuhnya.
Seperti diketahui, Rusia dan AS telah menyepakati pelaksanaan gencatan senjata di Suriah mulai berlaku pada tengah malam 27 Februari 2016. Namun, gencatan senjata tak berlaku bagi ISIS, Al-Nusra dan kelompok teror lain. Artinya, kelompok-kelompok teror itu tetap akan diperangi, meski gencatan senjata dilaksanakan di Suriah.a
(esn)