AS-Korsel Bahas Penempatan Sistem Pertahanan, Rusia Was-was
A
A
A
MOSKOW - Rusia mengaku sedikit was-was dengan rencana penempatan sistem pertahanan udara Amerika Serikat (AS) di semenanjung Korea. AS dan Korea Selatan (Korsel) dikabarkan sedang melakukan perbicangan mengenai kemungkinan penempatan sistem pertahanan udara Terminal High-Altitude Area Defense (THAAD) di semenanjung Korea.
Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Igor Morgulov menyatakan bahwa dirinya sudah melakukan komunikasi dengan Duta Besar Korsel di Moskow, Pak Ro-byug mengenai masalah ini. Penempatan THAAD ditakutkan akan meningkatkan ketegangan dikawasan tersebut.
"Kedua pihak bertukar pandangan mengenai situasi di Semenanjung Korea dan Timur Laut Asia," kata Kementerian Luar Negeri Rusia, merujuk pada perbicangan Morgulov dan Ro-Byug.
"Pihak Rusia menyatakan keprihatinan atas laporan keputusan Korsel untuk memulai pembicaraan dengan AS tentang menempatkan THAAD di semenanjung Korea," sambungnya, seperti dilansir Itar-tass pada Rabu (10/2).
Pembicaraan mengenai penempatan THAAD di semenanjung Korea sendiri terjadi paska Korea Utara (Korut) melakukan peluncuran roket jarak jauh, yang membawa satelit baru mereka ke orbit bumi. Korsel yang merasa terancam langsung melakukan kontak dengan AS, dan membahas penempatan sistem pertahan udara untuk mencegah serangan dari sisi utara.
Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Igor Morgulov menyatakan bahwa dirinya sudah melakukan komunikasi dengan Duta Besar Korsel di Moskow, Pak Ro-byug mengenai masalah ini. Penempatan THAAD ditakutkan akan meningkatkan ketegangan dikawasan tersebut.
"Kedua pihak bertukar pandangan mengenai situasi di Semenanjung Korea dan Timur Laut Asia," kata Kementerian Luar Negeri Rusia, merujuk pada perbicangan Morgulov dan Ro-Byug.
"Pihak Rusia menyatakan keprihatinan atas laporan keputusan Korsel untuk memulai pembicaraan dengan AS tentang menempatkan THAAD di semenanjung Korea," sambungnya, seperti dilansir Itar-tass pada Rabu (10/2).
Pembicaraan mengenai penempatan THAAD di semenanjung Korea sendiri terjadi paska Korea Utara (Korut) melakukan peluncuran roket jarak jauh, yang membawa satelit baru mereka ke orbit bumi. Korsel yang merasa terancam langsung melakukan kontak dengan AS, dan membahas penempatan sistem pertahan udara untuk mencegah serangan dari sisi utara.
(esn)