KTT Luar Biasa OKI, Bukti Dukungan Indonesia untuk Palestina
KTT Luar Biasa OKI, Bukti Dukungan Indonesia untuk Palestina
A
A
A
JAKARTA - Juru bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia, Arrmanantha Nassir mengungkap alasan mengapa Indonesia menerima tawaran Organisasi Kerjasama Islam (OKI) untuk menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa soal Palestina. Dirinya menuturkan, ini adalah bentuk nyata dukungan Indonesia terhadap kemerdekaan Palestina.
"Ini (tuan rumah KTT Palestina) menunjukan komitmen kita untuk mendukung kemerdekaan Palestina," kata Arrmanantha saat ditemui di kantornya pada Senin (25/1).
Dirinya juga mengatakan, KTT luar biasa ini adalah sesuatu yang sangat mendadak. Indonesia baru diminta menjadi tuan rumah KTT tersebut saat terjadi pertemuan tingkat menteri negara-negara OKI di Jeddah, Arab Saudi pekan lalu.
"Ini bersifat mendadak, sama seperti pertemuan di Jeddah, para menteri juga melakukan pertemuan mendadak. Ini pertemuan tambahan yang bersifat mendesak, terkait dengan upaya kemerdekaan Palestina dan juga soal Yerusalem. OKI rasa penting untuk menggelar KTT ini," sambungnya.
Ketika ditanya apakah dirinya yakin semua Kepala Negara anggota OKI akan hadir dalam KTT yang rencananya akan digelar pada 6 dan 7 Maret 2016, Arrmanantha mengatakan pihaknya sangat berharap semua Kepala Negara bisa hadir dalam pertemuan itu.
"Jumlah negara anggota OKI ada 57 negara, jadi harapan saya semuanya hadir. Mungkin ada yang tidak bisa, tapi kalau yang hadir mayoritas kan itu baik. Dukungan politik untuk Palestina di OKI itu sangat kuat," imbuhnya.
"Ini (tuan rumah KTT Palestina) menunjukan komitmen kita untuk mendukung kemerdekaan Palestina," kata Arrmanantha saat ditemui di kantornya pada Senin (25/1).
Dirinya juga mengatakan, KTT luar biasa ini adalah sesuatu yang sangat mendadak. Indonesia baru diminta menjadi tuan rumah KTT tersebut saat terjadi pertemuan tingkat menteri negara-negara OKI di Jeddah, Arab Saudi pekan lalu.
"Ini bersifat mendadak, sama seperti pertemuan di Jeddah, para menteri juga melakukan pertemuan mendadak. Ini pertemuan tambahan yang bersifat mendesak, terkait dengan upaya kemerdekaan Palestina dan juga soal Yerusalem. OKI rasa penting untuk menggelar KTT ini," sambungnya.
Ketika ditanya apakah dirinya yakin semua Kepala Negara anggota OKI akan hadir dalam KTT yang rencananya akan digelar pada 6 dan 7 Maret 2016, Arrmanantha mengatakan pihaknya sangat berharap semua Kepala Negara bisa hadir dalam pertemuan itu.
"Jumlah negara anggota OKI ada 57 negara, jadi harapan saya semuanya hadir. Mungkin ada yang tidak bisa, tapi kalau yang hadir mayoritas kan itu baik. Dukungan politik untuk Palestina di OKI itu sangat kuat," imbuhnya.
(esn)
Explore More