Saudi Dituding Lumpuhkan Iran dengan Anjlokkan Harga Minyak
A
A
A
WASHINGTON - Arab Saudi dituding menurunkan harga minyak dunia dengan memproduksi secara lebih yang bertujuan untuk melumpuhkan Iran sebagai saingan utama pengekspor minyak.
Tudingan itu diungkap mantan konsultan European Union and US Agency for International Development,Paolo von Schirach, kepadaSputnik, Selasa (12/1/2016)
”Saudi jelas berusaha untuk menurunkan harga minyak duniaketingkat bawah melalui produksiyang lebihuntuk menyakiti Iran. Ini harus dilihat sebagai bagian dari strategi anti-Syiah yang terkoordinasi,” katanya.
Kebijakan Saudi, lanjut dia,sedang didorong oleh semangat untuk meraih pangsa pasarbesar. Namun, dia memperingatkan bahwa strategi menurunkan harga minak merupakan cara yang berisiko.
”Strategi Saudi dapat digambarkan sebagaicaramenjaga harga minyaktetaprendah, mencuri pelanggan Iran. Saudi secara terbuka mencoba mencuri bisnis dari Iran,” kataSchirach.
Menurutnya,Riyadh ingin memikat Spanyol, Italia dan negara-negara Eropa lainnyadenganpenawaran minyak.
“Saudi baru saja mengumumkan diskon tambahan kepada konsumen minyak Eropa. Jelas mereka (Saudi) ingin ‘menggoyang’mereka, sehingga mereka tidak akan melanjutkan bisnis dengan Iran, pemasok lama mereka, setelah sanksi-sanksiIrandicabut,” ujarnya.
Schirach memprediksi, cara Saudi itu bisa menjadibumerang.”Bisakahkerjadenganstrategi ini?Sayapunya keraguan. Saudi mungkin berakhirdenganmengisolasi diri. Dengan memaksa seluruh kartel OPEC untuk mengencangkan ikat pinggang,Arab Saudi tidak memenangkan apapundenganteman-temanbaru,” imbuh dia.
Pemerintah Saudi tidak mengkonfirmasi tuduhan itu. Namun, Saudi secara resmi mengakui mengalami defisit anggaran yang belum pernah terjadi sebelumnya. Negara kaya minyak itu juga berencana menghapus subsidi yang selama ini dinikmati warganya.
Tudingan itu diungkap mantan konsultan European Union and US Agency for International Development,Paolo von Schirach, kepadaSputnik, Selasa (12/1/2016)
”Saudi jelas berusaha untuk menurunkan harga minyak duniaketingkat bawah melalui produksiyang lebihuntuk menyakiti Iran. Ini harus dilihat sebagai bagian dari strategi anti-Syiah yang terkoordinasi,” katanya.
Kebijakan Saudi, lanjut dia,sedang didorong oleh semangat untuk meraih pangsa pasarbesar. Namun, dia memperingatkan bahwa strategi menurunkan harga minak merupakan cara yang berisiko.
”Strategi Saudi dapat digambarkan sebagaicaramenjaga harga minyaktetaprendah, mencuri pelanggan Iran. Saudi secara terbuka mencoba mencuri bisnis dari Iran,” kataSchirach.
Menurutnya,Riyadh ingin memikat Spanyol, Italia dan negara-negara Eropa lainnyadenganpenawaran minyak.
“Saudi baru saja mengumumkan diskon tambahan kepada konsumen minyak Eropa. Jelas mereka (Saudi) ingin ‘menggoyang’mereka, sehingga mereka tidak akan melanjutkan bisnis dengan Iran, pemasok lama mereka, setelah sanksi-sanksiIrandicabut,” ujarnya.
Schirach memprediksi, cara Saudi itu bisa menjadibumerang.”Bisakahkerjadenganstrategi ini?Sayapunya keraguan. Saudi mungkin berakhirdenganmengisolasi diri. Dengan memaksa seluruh kartel OPEC untuk mengencangkan ikat pinggang,Arab Saudi tidak memenangkan apapundenganteman-temanbaru,” imbuh dia.
Pemerintah Saudi tidak mengkonfirmasi tuduhan itu. Namun, Saudi secara resmi mengakui mengalami defisit anggaran yang belum pernah terjadi sebelumnya. Negara kaya minyak itu juga berencana menghapus subsidi yang selama ini dinikmati warganya.
(mas)