Trump: ISIS Buatan Hillary Clinton dan Barack Obama
A
A
A
WASHINGTON - Calon Presiden Amerika Serikat (AS) dari Partai Republik, Donald Trump menuding mantan First Lady AS Hillary Clinton dan Presiden AS Barack Obama adalah pihak yang bertanggung jawab atas munculnya ISIS.
"Mereka telah membuat ISIS. Hillary Clinton membuat ISIS bersama dengan Obama," kata Trump saat berbicara di Biloxi, Mississippi, seperti dikutip dari laman The Guardian, Minggu (3/1/2016).
Trump mengatakan, pemerintahan Obama seharusnya memperhatikan seruannya untuk menyita aset minyak yang dikendalikan oleh ISIS, bukan malah sebaliknya mengizinkan kelompok teror itu mendapatkan kesejahteraan.
"Saya telah mengatakan hal itu selama tiga tahun dan semua orang mengatakan, 'Oh, saya tidak bisa melakukan itu'," kata Trump.
Dalam kesempatan itu, Trump juga mengomentari penyerangan terhadap Kedutaan Besar Arab Saudi di Teheran oleh warga Iran. Ia menuding Iran berniat untuk mengambil alih tetangganya.
"Di Teheran, mereka membakar Kedutaan Saudi, Anda melihat itu? Sekarang, yang sedang terjadi adalah Iran ingin mengambil alih Arab Saudi. Arab Saudi memiliki minyak. Iran menginginkan minyak. Mereka selalu menginginkan itu," tukasnya.
"Mereka telah membuat ISIS. Hillary Clinton membuat ISIS bersama dengan Obama," kata Trump saat berbicara di Biloxi, Mississippi, seperti dikutip dari laman The Guardian, Minggu (3/1/2016).
Trump mengatakan, pemerintahan Obama seharusnya memperhatikan seruannya untuk menyita aset minyak yang dikendalikan oleh ISIS, bukan malah sebaliknya mengizinkan kelompok teror itu mendapatkan kesejahteraan.
"Saya telah mengatakan hal itu selama tiga tahun dan semua orang mengatakan, 'Oh, saya tidak bisa melakukan itu'," kata Trump.
Dalam kesempatan itu, Trump juga mengomentari penyerangan terhadap Kedutaan Besar Arab Saudi di Teheran oleh warga Iran. Ia menuding Iran berniat untuk mengambil alih tetangganya.
"Di Teheran, mereka membakar Kedutaan Saudi, Anda melihat itu? Sekarang, yang sedang terjadi adalah Iran ingin mengambil alih Arab Saudi. Arab Saudi memiliki minyak. Iran menginginkan minyak. Mereka selalu menginginkan itu," tukasnya.
(ian)