Pemberontak Burundi Ancam Gulingkan Presiden Nkurunziza
A
A
A
BUJUMBURA - Perang saudara tampaknya akan benar-benar terjadi di Burundi. Pasalnya, kelompok pemberontak telah menyatakan akan menggulingkan presiden yang tengah berkuasa saat ini, Pierre Nkurunziza.
Seorang mantan perwira senior di militer Burundi mengatakan, ia dan tentara lainnya telah membentuk gerakan pemberontak yang dikenal sebagai Pasukan Republik Burundi.
"Tujuan utama kelompok pemberontak adalah untuk melindungi warga Burundi dari pembunuhan, karena mereka memprotes pelanggaran konstitusi negara oleh Nkurunziza yang ingin memperpanjang periode kekuasaannya," kata Letnan Kolonel Edouard Nshimirimana seperti dikutip dari ABC News, Kamis (25/12/2015).
Nshimirimana juga mengungkapkan, tujuan lain dari pemberontakan ini adalah melindungi Perjanjian Arusha yang membatasi dua istilah di kantor Presiden Burundi. Saat ini, semua kekuatan yang melawan Nkurunziza telah bersatu di bawah Pasukan Republik Burundi.
Perjanjian Arusha adalah perjanjian yang mengakhiri 13 tahun perang sipili di Burundi yang ditandatangani 10 tahun lalu. Perjanjian ini mengintegrasikan mantan pemberontak Hutu ke dalam tentara Tutsi yang mendominasi untuk menciptakan kekuatan etnis yang seimbang.
"Perjanjian Arusha adalah solusi untuk masalah politik di Burundi. Tapi sekarang telah runtuh dan perang tidak bisa dihindari," kata Nshimirimana.
Seorang mantan perwira senior di militer Burundi mengatakan, ia dan tentara lainnya telah membentuk gerakan pemberontak yang dikenal sebagai Pasukan Republik Burundi.
"Tujuan utama kelompok pemberontak adalah untuk melindungi warga Burundi dari pembunuhan, karena mereka memprotes pelanggaran konstitusi negara oleh Nkurunziza yang ingin memperpanjang periode kekuasaannya," kata Letnan Kolonel Edouard Nshimirimana seperti dikutip dari ABC News, Kamis (25/12/2015).
Nshimirimana juga mengungkapkan, tujuan lain dari pemberontakan ini adalah melindungi Perjanjian Arusha yang membatasi dua istilah di kantor Presiden Burundi. Saat ini, semua kekuatan yang melawan Nkurunziza telah bersatu di bawah Pasukan Republik Burundi.
Perjanjian Arusha adalah perjanjian yang mengakhiri 13 tahun perang sipili di Burundi yang ditandatangani 10 tahun lalu. Perjanjian ini mengintegrasikan mantan pemberontak Hutu ke dalam tentara Tutsi yang mendominasi untuk menciptakan kekuatan etnis yang seimbang.
"Perjanjian Arusha adalah solusi untuk masalah politik di Burundi. Tapi sekarang telah runtuh dan perang tidak bisa dihindari," kata Nshimirimana.
(ian)