Ini Alasan Israel Ngotot Diakui sebagai Negara Yahudi
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah Israel nampaknya memang tengah mencoba untuk menarik isu konflik dengan Palestina, yang sejatinya isu politik, menjadi isu agama. Menurut Duta Besar Indonesia untuk PBB Desra Percaya, hal itu terlihat dari kebijakan pemerintah Israel, dan dalam syarat yang mereka ajukan untuk proses perdamaian dengan Palestina.
Desra menuturkan, salah satu syarat yang diajukan oleh Israel adalah Palestina mengakui Israel sebagai negara homogen, yakni sebagai negara Yahudi. Inilah yang menjadi sinyal bahwa Israel mulai memasukan unsur agama dalam isu ini.
"Karena ini, kalau dilihat dari kebijakan Israel dalam konteks proses perdamaian. Mereka minta prasyarat Palestina mengakui Israel sebagai negara Yahudi. Berarti itu ada dimaksukan unsur agama. Indikasinya apa kalau mengakui sebagai negara Yahudi, artinya apa? orang Islam, orang Arab harus keluar, tidak bisa ada di Israel. Padahal faktanya, di Israel banyak juga warga negara Arab ataupun yang beragama Islam," ucap Desra pada Selasa (15/12).
Ketika disinggung langkah kongkrit untuk menarik kembali isu ini ke ranah politik, Desra menyatakan semuanya kembali lagi ke proses perdamaian, yang saat ini tengah mandek.
"Kembali lagi dalam konteks proses perdamaian. Ini kan proses perdamaianya macet, baik dalam konteks kuartet ataupun di Dewan Keamanan juga tidak jalan. Jadi, pre-kondisi itu yang diminta oleh Israel, dan Palestina juga dengan tegas mengatakan tidak mau, juga negara-negara di PBB teman-teman Palestina mengatakan tidak realistis untuk memenuhi tuntutan Israel agar diakui sebagai negara Yahudi," sambung Desra.
Sementara itu, ketika ditanya posisi Indonesia dalam hal ini, Desra menegaskan bahwa Indonesia tidak akan pernah menerima syarat yang diajukan Israel itu."Oh iya, tidak mungkin, kita tidak bisa menerima itu," tegas Desra.
Desra menuturkan, salah satu syarat yang diajukan oleh Israel adalah Palestina mengakui Israel sebagai negara homogen, yakni sebagai negara Yahudi. Inilah yang menjadi sinyal bahwa Israel mulai memasukan unsur agama dalam isu ini.
"Karena ini, kalau dilihat dari kebijakan Israel dalam konteks proses perdamaian. Mereka minta prasyarat Palestina mengakui Israel sebagai negara Yahudi. Berarti itu ada dimaksukan unsur agama. Indikasinya apa kalau mengakui sebagai negara Yahudi, artinya apa? orang Islam, orang Arab harus keluar, tidak bisa ada di Israel. Padahal faktanya, di Israel banyak juga warga negara Arab ataupun yang beragama Islam," ucap Desra pada Selasa (15/12).
Ketika disinggung langkah kongkrit untuk menarik kembali isu ini ke ranah politik, Desra menyatakan semuanya kembali lagi ke proses perdamaian, yang saat ini tengah mandek.
"Kembali lagi dalam konteks proses perdamaian. Ini kan proses perdamaianya macet, baik dalam konteks kuartet ataupun di Dewan Keamanan juga tidak jalan. Jadi, pre-kondisi itu yang diminta oleh Israel, dan Palestina juga dengan tegas mengatakan tidak mau, juga negara-negara di PBB teman-teman Palestina mengatakan tidak realistis untuk memenuhi tuntutan Israel agar diakui sebagai negara Yahudi," sambung Desra.
Sementara itu, ketika ditanya posisi Indonesia dalam hal ini, Desra menegaskan bahwa Indonesia tidak akan pernah menerima syarat yang diajukan Israel itu."Oh iya, tidak mungkin, kita tidak bisa menerima itu," tegas Desra.
(esn)