Rusia Yakin AS Tahu Bisnis Minyak Ilegal ISIS
A
A
A
MOSKOW - Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menyakini, Amerika Serikat (AS) dan sekutunya tahu mengenai bisnis minyak ilegal yang dijalankan oleh ISIS. Menurut Lavrov, iringan-iringan truk minyak ISIS sangat jelas terlihat dari udara, jadi mustahil AS dan sekutunya tidak melihat itu.
"Ketika kami mulai terbang di atas Suriah atas permintaan Bashar al-Assad, kami melihat seluruh gambar bisnis ilegal dari atas. Presiden Rusia Vladimir Putin telah berbicara tentang itu pada beberapa kesempatan, termasuk di KTT G20 di Antalya, dimana ia telah menunjukkan gambar yang menyakinkan kepada rekannya-rekannya," ucap Lavrov.
Dirinya menuturkan, Rusia yang baru melakukan operasi di Suriah selama kurang lebih dua bulan di Suriah bisa melihat hal itu dengan jelas. Maka dirinya yakin, AS yang sudah setahun melakukan operasi di Suriah tahu mengenai hal itu, hanya saja menurut Lavrov AS enggan bergerak.
"Koalisi pimpinan AS mulai terbang di atas Irak dan Suriah, tanpa persetujuan pemerintah Suriah a, lebih dari setahun sebelum operasi militer Rusia. Saya yakin bahwa mereka melihat semua itu, tetapi tidak melakukan apa-apa untuk beberapa alasan yang tidak diketahui," ucapnya, seperti dilansir Itar-tass pada Sabtu (28/11).
"Pesawat-pesawat tempur Rusia mulai membom industri kriminal ketika mereka mulai beroperasi di daerah itu. Tentu saja, itu pasti bukan kebetulan bahwa rasa gugup terus tumbuh di rekan kami Turki," pungkasnya.
"Ketika kami mulai terbang di atas Suriah atas permintaan Bashar al-Assad, kami melihat seluruh gambar bisnis ilegal dari atas. Presiden Rusia Vladimir Putin telah berbicara tentang itu pada beberapa kesempatan, termasuk di KTT G20 di Antalya, dimana ia telah menunjukkan gambar yang menyakinkan kepada rekannya-rekannya," ucap Lavrov.
Dirinya menuturkan, Rusia yang baru melakukan operasi di Suriah selama kurang lebih dua bulan di Suriah bisa melihat hal itu dengan jelas. Maka dirinya yakin, AS yang sudah setahun melakukan operasi di Suriah tahu mengenai hal itu, hanya saja menurut Lavrov AS enggan bergerak.
"Koalisi pimpinan AS mulai terbang di atas Irak dan Suriah, tanpa persetujuan pemerintah Suriah a, lebih dari setahun sebelum operasi militer Rusia. Saya yakin bahwa mereka melihat semua itu, tetapi tidak melakukan apa-apa untuk beberapa alasan yang tidak diketahui," ucapnya, seperti dilansir Itar-tass pada Sabtu (28/11).
"Pesawat-pesawat tempur Rusia mulai membom industri kriminal ketika mereka mulai beroperasi di daerah itu. Tentu saja, itu pasti bukan kebetulan bahwa rasa gugup terus tumbuh di rekan kami Turki," pungkasnya.
(esn)