Jamnya Dikira Bom, Ahmed Si Bocah Muslim 'Ajaib' Menuntut Rp205 M
A
A
A
TEXAS - Ahmed Mohamed, 14, bocah Muslim “ajaib”di Texas, Amerika Serikat (AS) yang pernah ditangkap polisi karena jam digital buatannya dikira bom rakitan kini menuntut USD15 juta atau sekitar Rp205 miliar. Tuntutan itu ditujukan kepada pihak pemerintah kota dan pihak sekolah.
Ahmed yang keluarganya merupakan imigran asal Sudan itu beberapa waktu lalu mengunjungi Gedung Putih atas undangan Presiden Barack Obama. Sejak Ahmed ditangkap dan diborgol polisi AS September 2015 lalu, Obama menjadi salah satu tokoh dunia yang membela bocah itu. Ahmed kala itu sempat diinterogasi sebelum akhirnya dibebaskan polisi.
Tuntutan itu diajukan keluarga Ahmed melalui pengacara. Keluarga Ahmed juga menuntut Pemerintah Kota Irving, Texas, dan pihak School District Irving Independen (sekolah Ahmed) agar meminta maaf.
Pengacara keluarga Ahmed telah melayangkan surat kepada kedua pihak yang dituntut. Dalam surat itu, Ahmed disebut sebagai korban salah tangkap, yang ditahan secara ilegal dan diinterogasi tanpa pendampingan orangtuanya. Ahmed sejatinya masih duduk di bangku kelas sembilan di sekolah tersebut.
Menurut surat itu, keluarga Ahmed menuntut USD10 juta kepada Pemerintah Kota dan USD5 juta kepada pihak sekolah atau akan mengajukan tuntutan hukum sipil dalam waktu 60 hari.
”Maklum, Mohamed (ayah Ahmed) sangat marah atas perlakuan terhadap anaknya.Yang bermaksud secara terbuka melakukan diskriminatif yang termotivasi,” bunyi surat dari pengacara keluarga Ahmed, seperti dikutip Daily Mirror, semalam.
Pihak sekolah menyatakan akan meninjau surat tuntutan itu dan berjanji merespons dengan tepat. Sedangkan pejabat Pemerintah Kota tidak bersedia memberikan komentar.
Ahmed yang keluarganya merupakan imigran asal Sudan itu beberapa waktu lalu mengunjungi Gedung Putih atas undangan Presiden Barack Obama. Sejak Ahmed ditangkap dan diborgol polisi AS September 2015 lalu, Obama menjadi salah satu tokoh dunia yang membela bocah itu. Ahmed kala itu sempat diinterogasi sebelum akhirnya dibebaskan polisi.
Tuntutan itu diajukan keluarga Ahmed melalui pengacara. Keluarga Ahmed juga menuntut Pemerintah Kota Irving, Texas, dan pihak School District Irving Independen (sekolah Ahmed) agar meminta maaf.
Pengacara keluarga Ahmed telah melayangkan surat kepada kedua pihak yang dituntut. Dalam surat itu, Ahmed disebut sebagai korban salah tangkap, yang ditahan secara ilegal dan diinterogasi tanpa pendampingan orangtuanya. Ahmed sejatinya masih duduk di bangku kelas sembilan di sekolah tersebut.
Menurut surat itu, keluarga Ahmed menuntut USD10 juta kepada Pemerintah Kota dan USD5 juta kepada pihak sekolah atau akan mengajukan tuntutan hukum sipil dalam waktu 60 hari.
”Maklum, Mohamed (ayah Ahmed) sangat marah atas perlakuan terhadap anaknya.Yang bermaksud secara terbuka melakukan diskriminatif yang termotivasi,” bunyi surat dari pengacara keluarga Ahmed, seperti dikutip Daily Mirror, semalam.
Pihak sekolah menyatakan akan meninjau surat tuntutan itu dan berjanji merespons dengan tepat. Sedangkan pejabat Pemerintah Kota tidak bersedia memberikan komentar.
(mas)