Puluhan Tentara Afghanistan Membelot ke Taliban
A
A
A
KABUL - Setidaknya 65 tentara Afghanistan telah membelot ke kubu gerilyawan Taliban dengan membawa senjata dan sejumlah peralatan tempur lainnya. Aksi pembelotan ini adalah pukulan telak bagi pasukan keamanan Afghanistan.
"Tentara dari brigade pasukan Afghanistan yang berada di pos-pos area telah bergabung dengan Taliban, sambil membawa peralatan dan senjata mereka," kata Gubernur Provinsi Helmand, Mirza Khan Rahimi. Dia mengatakan sekelompok tim telah dikirim ke kota Sangin untuk menyelidiki insiden tersebut, seperti dikutip dari laman Reuters, Sabtu (14/11/2015).
Sedangkan juru bicara Taliban, Qari Yousuf Ahmadi dalam sebuah pernyataan mengatakan, lima komandan dan 65 prajurit Afghanistan telah bertobat atas kesalahan mereka dan menyerah kepada mujahidin. "Mereka membawa lima kendaraan lapis baja pengangkut personel dan senjata," begitu bunyi pernyataan kelompok Taliban.
Sejak kelompok Taliban mampu menguasai kota Kunduz selama beberapa jam pada bulan September lalu, pemerintahan Presiden Ashraf Ghani berada di bawah tekanan atas memburuknya situasi keamanan.
Presiden Ghani sendiri telah berulang kali mengatakan perlunya memperkuat pertahanan udara di Afghanistan saat berbicara via video conference dengan Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Ashton Carter, pada Jumat lalu.
"Tentara dari brigade pasukan Afghanistan yang berada di pos-pos area telah bergabung dengan Taliban, sambil membawa peralatan dan senjata mereka," kata Gubernur Provinsi Helmand, Mirza Khan Rahimi. Dia mengatakan sekelompok tim telah dikirim ke kota Sangin untuk menyelidiki insiden tersebut, seperti dikutip dari laman Reuters, Sabtu (14/11/2015).
Sedangkan juru bicara Taliban, Qari Yousuf Ahmadi dalam sebuah pernyataan mengatakan, lima komandan dan 65 prajurit Afghanistan telah bertobat atas kesalahan mereka dan menyerah kepada mujahidin. "Mereka membawa lima kendaraan lapis baja pengangkut personel dan senjata," begitu bunyi pernyataan kelompok Taliban.
Sejak kelompok Taliban mampu menguasai kota Kunduz selama beberapa jam pada bulan September lalu, pemerintahan Presiden Ashraf Ghani berada di bawah tekanan atas memburuknya situasi keamanan.
Presiden Ghani sendiri telah berulang kali mengatakan perlunya memperkuat pertahanan udara di Afghanistan saat berbicara via video conference dengan Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Ashton Carter, pada Jumat lalu.
(ian)