Iran Usulkan 6 Bulan Masa Transisi di Suriah
A
A
A
WINA - Iran mengusulkan masa transisi selama enam bulan di Suriah, yang kemudian diikuti dengan pemilu untuk menentukan nasib Presiden Suriah, Bashar al-Assad. Hal itu dilakukan untuk mengakhiri konflik berkepanjangan di Suriah.
"Iran tidak bersikeras menjaga Assad berkuasa selamanya," ujar Wakil Menteri Luar Negeri Iran, Amir Abdollahian yang juga menjadi anggota delegasi pembicaraan damai Suriah, di Wina, seperti dilansir dari Reuters, Jumar (30/10/2015).
Sementara itu, seorang pejabat senior Iran mengatakan, dukungan terhadap Assad akan berakhir seiring usainya masa transisi.
"Pembicaraan ini semua tentang kompromi dan Iran siap untuk berkompromi dengan menerima Assad selama enam bulan," ujarnya kepada Reuters. "Tentu saja, itu akan sampai pada orang-orang Suriah memutuskan nasib negaranya sendiri," tambahnya.
Hampir dua 12 negara, termasuk Iran, Amerika Serikat dan Rusia, bertemu di Wina, Austria, untuk melakukan pembicaraan yang bertujuan mencari solusi untuk lebih dari empat tahun perang saudara di Suriah.
"Iran tidak bersikeras menjaga Assad berkuasa selamanya," ujar Wakil Menteri Luar Negeri Iran, Amir Abdollahian yang juga menjadi anggota delegasi pembicaraan damai Suriah, di Wina, seperti dilansir dari Reuters, Jumar (30/10/2015).
Sementara itu, seorang pejabat senior Iran mengatakan, dukungan terhadap Assad akan berakhir seiring usainya masa transisi.
"Pembicaraan ini semua tentang kompromi dan Iran siap untuk berkompromi dengan menerima Assad selama enam bulan," ujarnya kepada Reuters. "Tentu saja, itu akan sampai pada orang-orang Suriah memutuskan nasib negaranya sendiri," tambahnya.
Hampir dua 12 negara, termasuk Iran, Amerika Serikat dan Rusia, bertemu di Wina, Austria, untuk melakukan pembicaraan yang bertujuan mencari solusi untuk lebih dari empat tahun perang saudara di Suriah.
(ian)