Putin: Rusia Tidak Terobsesi Jadi Negara Adidaya
A
A
A
NEW YORK - Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengatakan bahwa Rusia tidak terobsesi menjadi negara adidaya atau superpower. Adapun kekuatan militer yang kerap dipamerkan semata-mata untuk menjaga kedaulatan Rusia.
Hal itu disampaikan Putin kepada Charlie Rose dalam program “60 Minutes” di stasiun televisi CBS. ”Kami tidak memiliki obsesi bahwa Rusia harus jadi negara adidaya. Satu-satunya hal yang kita lakukan adalah melindungi kepentingan vital kita,” katanya.
“Senjata nuklir dan senjata lainnya adalah sarana untuk melindungi kedaulatan dan kepentingan sah kami, bukan sarana untuk berperilaku agresif atau untuk memenuhi beberapa ambisi kekaisaran, tidak ada itu,” lanjut Putin.
Menurut Presiden Putin, mayoritas warga Rusia memiliki jiwa patriotisme tinggi. “Saya yakin bahwa sebagian besar warga Rusia memiliki kasih yang besar dan menghormati tanah air mereka,” ujarnya yang menambahkan bahwa budaya dan sejarah Rusia layak untuk dibanggakan.
”Ada sesuatu yang menyatukan saya dan warga lain dari Rusia. Ini adalah kasih untuk Ibu Pertiwi,” imbuh Putin, yang dilansir Selasa (29/9/2015).
Putin juga bercerita penderitaannya ketika Perang Dunia II pecah. Dia mengaku kehilangan ayahnya dalam momen itu. ”Rusia sangat menderita. Tidak diragukan lagi, kita tidak bisa melupakan itu dan kita tidak boleh lupa, (kami) tidak menuduh siapa pun,” ujarnya.
”Perjuangan bersama kami melawan Nazisme masih akan menjadi dasar yang baik untuk mengatasi tantangan yang kita hadapi saat ini,” imbuh pemimpin Rusia itu.
Hal itu disampaikan Putin kepada Charlie Rose dalam program “60 Minutes” di stasiun televisi CBS. ”Kami tidak memiliki obsesi bahwa Rusia harus jadi negara adidaya. Satu-satunya hal yang kita lakukan adalah melindungi kepentingan vital kita,” katanya.
“Senjata nuklir dan senjata lainnya adalah sarana untuk melindungi kedaulatan dan kepentingan sah kami, bukan sarana untuk berperilaku agresif atau untuk memenuhi beberapa ambisi kekaisaran, tidak ada itu,” lanjut Putin.
Menurut Presiden Putin, mayoritas warga Rusia memiliki jiwa patriotisme tinggi. “Saya yakin bahwa sebagian besar warga Rusia memiliki kasih yang besar dan menghormati tanah air mereka,” ujarnya yang menambahkan bahwa budaya dan sejarah Rusia layak untuk dibanggakan.
”Ada sesuatu yang menyatukan saya dan warga lain dari Rusia. Ini adalah kasih untuk Ibu Pertiwi,” imbuh Putin, yang dilansir Selasa (29/9/2015).
Putin juga bercerita penderitaannya ketika Perang Dunia II pecah. Dia mengaku kehilangan ayahnya dalam momen itu. ”Rusia sangat menderita. Tidak diragukan lagi, kita tidak bisa melupakan itu dan kita tidak boleh lupa, (kami) tidak menuduh siapa pun,” ujarnya.
”Perjuangan bersama kami melawan Nazisme masih akan menjadi dasar yang baik untuk mengatasi tantangan yang kita hadapi saat ini,” imbuh pemimpin Rusia itu.
(mas)