Sebut Tragedi Mina Takdir Tuhan, Saudi Jadi Bulan-bulanan Kecaman

Sabtu, 26 September 2015 - 19:52 WIB
Sebut Tragedi Mina Takdir Tuhan, Saudi Jadi Bulan-bulanan Kecaman
Sebut Tragedi Mina Takdir Tuhan, Saudi Jadi Bulan-bulanan Kecaman
A A A
TEHERAN - Menteri Kesehatan Arab Saudi, Khaled al-Falih, menyebut tragedi Mina yang merenggut lebih dari 700 jamaah haji sebagai takdir Tuhan. Tapi, alasan itu justru membuat Arab Saudi jadi bulan-bulanan kecaman sejumlah pihak.

“Jenis kecelakaan bisa dihindari. Namun, ini adalah takdir Allah,” kata Menteri Saudi itu. Dia sebelumnya juga menyalahkan jamaah haji yang tidak patuh pada jadwal melempar jumrah yang ditetapkan otoritas Saudi sehingga terjadi penumpukan massa jamaah haji di lokasi tragedi di Mina.

Sejumlah pihak mulai mengecam Saudi karena berbagai alasan tersebut. Hari ini (26/9/2015), ribuan warga Iran turun ke jalan mengecam Pemerintah Saudi atas tragedi Mina. Massa menganggap tragedi itu sebagai ketidakbecusan Saudi dalam mengelola haji.

Warga Iran marah setelah sekitar 131 jamaah asal negara itu menjadi korban meninggal. Penasihat operator tur travel haji dan umrah Inggris, Mohammed Jafari, juga mengecam Saudi karena tragedi di Mina dianggap kesalahan keluarga kerajaan.

”Berbicara kepada para jamaah di lokasi, mereka mengatakan alasan utama untuk kecelakaan ini adalah bahwa Raja dan istananya menerima pejabat termasuk menteri pertahanan dan anggota GCC (Dewan Kerjasama Teluk),” ujar Jafari.

”Untuk alasan ini, mereka menutup dua pintu masuk ke tempat (melempar jumrah) dan mereka menutup dua jalan yang membuat kemacetan,” lanjut dia. ”Ini adalah kesalahan dari Pemerintah Saudi karena setiap saat pangeran datang, mereka menutup jalan dan tidak berpikir tentang bencana yang terjadi sedang menunggu.”

“Saya marah karena dia (Falih) menyalahkan Tuhan. Dalam setiap bencana, Saudi mengatakan itu adalah takdir Tuhan. Hal ini bukan semata-mata kehendak Tuhan, ini adalah inkompetensi manusia,” imbuh dia.

Ahmed Abu Bakr, 45, jamaah haji Libya yang selamat dari tragedi Mina saat bersama ibunya, menyalahkan polisi Saudi. ”Mereka telah menutup semua pintu masuk dan keluar untuk para jamaah di kamp, hanya menyisakan satu,” katanya, seperti dikutip Daily Mail.

“Saya melihat jenazah di depan saya dan korban cedera dan yang sesak napas,” ujarnya. Menurutnya, polisi Saudi yang dikerahkan di lokasi musibah tidak berpengalaman. ”Mereka bahkan tidak tahu jalan dan tempat-tempat di sekitar sini,” imbuh dia.

Irfan al-Alawi, co-founder Islamic Heritage Research Foundation yang berbasis di Mekkah mengatakan, banyak polisi Saudi tidak terlatih, terutama dalam berkomunikasi dengan jamaah asing.

”Mereka tidak memiliki petunjuk bagaimana untuk terlibat dengan orang-orang ini. Tidak ada kontrol terhadap kerumunan,” kata Alawi yang selama ini mengkritik keras proyek-proyek mercusuar Saudi di sekitar situs-situs suci Nabi Muhammad.

Jamaah haji asal Mesir, Mohammed Hasan, 39, juga menyaksikan bahwa banyak aparat Saudi tidak cepat membantu.”Anda hanya menemukan tentara berkumpul di satu tempat, tidak melakukan apa-apa,” katanya.

Dia mengaku telah dihina karena asal-usul kebangsaannya ketika meminta aparat Saudi mengidentifikasi jenazah asal Mesir.
”Mengapa mereka menghina kami seperti ini? Kami datang sebagai jamaah tidak meminta apa-apa,” kesal Hasan.

Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz telah memerintahkan revisi organisasi kepengurusan haji setelah tragedi Mina. Sedangkan Putra Mahkota Saudi, Mohammed bin Nayyef, yang memimpin Komite Haji Saudi memerintahkan investigasi.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9273 seconds (0.1#10.140)
pixels