Hillary Ogah Berdamai dengan Iran
A
A
A
WASHINGTON - Salah satu calon presiden Amerika Serikat (AS) dari Partai Demokrat, Hillary Clinton menyatakan perjanjian nuklir Iran bukanlah pintu masuk untuk mencairkan hubungan ke dua negara setelah lebih dari 35 tahun bermusuhan.
"(Perjanjian) Ini bukan awal dari pembukaan diplomatik yang lebih luas dan kita tidak harus mengharapkan kesepakatan ini menyebabkan perubahan yang lebih luas dari mereka," ujar Hillary, seperti dikutip dari laman Washington Post, Rabu (9/9/2015).
Hillary mengakui jika dirinya mendukung kesepakatan untuk mencabut sanksi terhadap Iran dengan konsekuensi membatasi operasi negara tersebut membuat nuklir. Menurutnya itu adalah pilihan yang terbaik untuk menghentikan Iran untuk mengembangkan bom nuklir. Meski begitu, ia mengaku skeptis dengan motif dan tingkah laku Iran.
"Kita harus berpikir jernih tentang apa yang bisa kita harapkan dari hubungan dengan Iran. Itu tidak harus menjadi premis untuk melanjutkan (hubungan diplomatik)," tukasnya.
Sebelumnya, sikap yang hampir sama juga ditunjukkan oleh pemimpin tertinggi Iran, Ali Khamenei, yang menolak untuk bekerjasama lebih jauh dengan AS. Dengan tegas Khamenei mengatakan bahwa negosiasi dengan AS hanya sebatas perjanjian nuklir internasional, tidak lebih.
"(Perjanjian) Ini bukan awal dari pembukaan diplomatik yang lebih luas dan kita tidak harus mengharapkan kesepakatan ini menyebabkan perubahan yang lebih luas dari mereka," ujar Hillary, seperti dikutip dari laman Washington Post, Rabu (9/9/2015).
Hillary mengakui jika dirinya mendukung kesepakatan untuk mencabut sanksi terhadap Iran dengan konsekuensi membatasi operasi negara tersebut membuat nuklir. Menurutnya itu adalah pilihan yang terbaik untuk menghentikan Iran untuk mengembangkan bom nuklir. Meski begitu, ia mengaku skeptis dengan motif dan tingkah laku Iran.
"Kita harus berpikir jernih tentang apa yang bisa kita harapkan dari hubungan dengan Iran. Itu tidak harus menjadi premis untuk melanjutkan (hubungan diplomatik)," tukasnya.
Sebelumnya, sikap yang hampir sama juga ditunjukkan oleh pemimpin tertinggi Iran, Ali Khamenei, yang menolak untuk bekerjasama lebih jauh dengan AS. Dengan tegas Khamenei mengatakan bahwa negosiasi dengan AS hanya sebatas perjanjian nuklir internasional, tidak lebih.
(esn)