Netanyahu Siap Berunding dengan Palestina
A
A
A
JERUSALEM - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu menyatakan kesediaannya untuk melanjutkan pembicaraan damai dengan Palestina, segera dan tanpa syarat.
"Saya tidak memiliki prasyarat untuk melakukan negosiasi. Saya bersedia untuk pergi ke Ramallah atau tempat lain dalam rangka untuk melakukan perundingan damai langsung," bunyi pernyataan yang keluarkan kantor Perdana Menteri Israel seperti dilansir dari Xinhua, Rabu (2/9/2015).
Ia menambahkan, dirinya masih berkomitmen terhadap solusi dua negara dan mendukung negara Palestina tanpa militer yang hidup berdampingan dengan Israel.
Pernyataan tersebut dibuat Netanyahu dalam pertemuan dengan kelompok yang disebut dengan Women Make Peace yang didirikan pada tahun 2014, setelah perang dua bulan antara Israel dengan Hamas di Jalur Gaza.
Pada bulan Juni lalu, Netanyahu menyalahkan Palestina karena telah menghentikan pembicaraan damai serta mengklaim pihaknya telah berulang kali mengulurkan upaya perdamaian namun mengacuhkan permintaan Otoritas Palestina untuk menghentikan perluasan pemukiman Yahudi.
Putaran terakhir pembicaraan damai antara Israel dengan Palestina berlangsung pada Juli 2013 dan April 2014. Namun, Israel menghentikan pembicaraan setelah Fatah, bagian dari Otoritas Palestina, mengumumkan rekonsiliasi dengan Hamas yang nota bene dalah musuh bebuyutan Israel.
Sebaliknya, Otoritas Palestina menyatakan keputusan Israel untuk menghentikan perundingan damai adalah cara bagi mereka untuk meneruskan pembangunan pemukiman Yahudi.
Otoritas Palestina sendiri memanfaatkan kebuntuan negosiasi damai dengan mengkampanyekan terbentuknya negara Palestina di beberapa pertemuan internasional.
Sementara itu, resolusi untuk mengakhiri pendudukan Israel di wilayah Tepi Barat akan dibahas pada bulan September nanti di Konferensi Majelis Umum PBB di New York.
"Saya tidak memiliki prasyarat untuk melakukan negosiasi. Saya bersedia untuk pergi ke Ramallah atau tempat lain dalam rangka untuk melakukan perundingan damai langsung," bunyi pernyataan yang keluarkan kantor Perdana Menteri Israel seperti dilansir dari Xinhua, Rabu (2/9/2015).
Ia menambahkan, dirinya masih berkomitmen terhadap solusi dua negara dan mendukung negara Palestina tanpa militer yang hidup berdampingan dengan Israel.
Pernyataan tersebut dibuat Netanyahu dalam pertemuan dengan kelompok yang disebut dengan Women Make Peace yang didirikan pada tahun 2014, setelah perang dua bulan antara Israel dengan Hamas di Jalur Gaza.
Pada bulan Juni lalu, Netanyahu menyalahkan Palestina karena telah menghentikan pembicaraan damai serta mengklaim pihaknya telah berulang kali mengulurkan upaya perdamaian namun mengacuhkan permintaan Otoritas Palestina untuk menghentikan perluasan pemukiman Yahudi.
Putaran terakhir pembicaraan damai antara Israel dengan Palestina berlangsung pada Juli 2013 dan April 2014. Namun, Israel menghentikan pembicaraan setelah Fatah, bagian dari Otoritas Palestina, mengumumkan rekonsiliasi dengan Hamas yang nota bene dalah musuh bebuyutan Israel.
Sebaliknya, Otoritas Palestina menyatakan keputusan Israel untuk menghentikan perundingan damai adalah cara bagi mereka untuk meneruskan pembangunan pemukiman Yahudi.
Otoritas Palestina sendiri memanfaatkan kebuntuan negosiasi damai dengan mengkampanyekan terbentuknya negara Palestina di beberapa pertemuan internasional.
Sementara itu, resolusi untuk mengakhiri pendudukan Israel di wilayah Tepi Barat akan dibahas pada bulan September nanti di Konferensi Majelis Umum PBB di New York.
(esn)