Menolak Mundur, Najib Razak Serukan Persatuan
A
A
A
KUALA LUMPUR - Aksi demonstrasi selama dua hari berturut-turut yang mendesak Perdana Menteri Najib Razak untuk mundur ternyata tetap membuat orang nomor satu di Negeri Jiran itu bergeming. Sebaliknya, Najib Razak menyerukan persatuan dan menyatakan aksi demonstrasi itu menunjukkan ketidakdewasaan.
Menurut Razak, aksi demonstrasi hanya mengganggu ketertiban umum dan hanya menciptakan ketidaknyamanan.
"Aksi protes seperti itu tidak mencerminkan kededwasaan dan bukanlah saluran yang tepat untuk menyuarakan pendapat di negara yang demokratis," kata Razak saat memberikan pidato untuk memperingati Hari Nasional Malaysia seperti dikutip dari BBC, Senin (31/8/2015).
Razak pun mengklaim jika pemerintahannya masih didukung oleh sebagian besar warga Malaysia. Karenanya ia menyerukan persatuan kepada seluruh warga Malaysia.
"Kami tidak akan pernah mengizinkan orang-orang dari dalam maupun luar, (untuk) masuk dan mencuri, merusak, atau menghancurkan apa yang telah kita bangun selama ini," ujarnya seperti diberitakan oleh kantor berita Bernama.
"Mari kita semua ingat, jika kita tidak bersatu, kehilangan solidaritas dan saling tarik menarik kepentingan, semua masalah tidak akan terselesaikan dan segala sesuatu yang telah susah payah kita bangun akan hancur begitu saja," tambahnya.
Sebelumnya, selama dua hari, Malaysia dihantam oleh gelombang aksi demonstrasi. Mereka menuntut PM Najib Razak untuk mundur dari jabatannya karena diduga terlibat kasus korupsi.
Aksi ini pun mendapat dukungan dari mantan orang nomor satu dan paling berpengaruh di Malaysia, Mahathir Mohammad. Mahathir, yang menarik dukungannya kepada Najib Razak, mengatakan bahawa sulit bagi Razak untuk tetap bertahan di posisinya.
"Tidak ada aturan yang bisa melebihi hukum. Satu-satunya cara agar kita kembali ke sistem sebelumnya adalah dengan melengserkan Perdana Menteri saat ini," ujarnya. "Kita harus melengserkan Perdana Menteri," tegasnya
Menurut Razak, aksi demonstrasi hanya mengganggu ketertiban umum dan hanya menciptakan ketidaknyamanan.
"Aksi protes seperti itu tidak mencerminkan kededwasaan dan bukanlah saluran yang tepat untuk menyuarakan pendapat di negara yang demokratis," kata Razak saat memberikan pidato untuk memperingati Hari Nasional Malaysia seperti dikutip dari BBC, Senin (31/8/2015).
Razak pun mengklaim jika pemerintahannya masih didukung oleh sebagian besar warga Malaysia. Karenanya ia menyerukan persatuan kepada seluruh warga Malaysia.
"Kami tidak akan pernah mengizinkan orang-orang dari dalam maupun luar, (untuk) masuk dan mencuri, merusak, atau menghancurkan apa yang telah kita bangun selama ini," ujarnya seperti diberitakan oleh kantor berita Bernama.
"Mari kita semua ingat, jika kita tidak bersatu, kehilangan solidaritas dan saling tarik menarik kepentingan, semua masalah tidak akan terselesaikan dan segala sesuatu yang telah susah payah kita bangun akan hancur begitu saja," tambahnya.
Sebelumnya, selama dua hari, Malaysia dihantam oleh gelombang aksi demonstrasi. Mereka menuntut PM Najib Razak untuk mundur dari jabatannya karena diduga terlibat kasus korupsi.
Aksi ini pun mendapat dukungan dari mantan orang nomor satu dan paling berpengaruh di Malaysia, Mahathir Mohammad. Mahathir, yang menarik dukungannya kepada Najib Razak, mengatakan bahawa sulit bagi Razak untuk tetap bertahan di posisinya.
"Tidak ada aturan yang bisa melebihi hukum. Satu-satunya cara agar kita kembali ke sistem sebelumnya adalah dengan melengserkan Perdana Menteri saat ini," ujarnya. "Kita harus melengserkan Perdana Menteri," tegasnya
(esn)