Lagi, Polisi Tembak Remaja Kulit Hitam di Ferguson
A
A
A
CHICAGO - Kepolisian St. Louis, Amerika Serikat (AS), kembali menjadi sorotan pasca aksi demonstrasi yang berujung pada kerusuhan yang terjadi beberapa waktu lalu. Kali ini, pihak kepolisian St. Louis menjadi sorotan karena menembak mati seorang remaja kulit hitam berusia 18 tahun. Akibatnya, gelombang protes pun kembali melanda wilayah itu.
Korban yang diidentifikasi sebagai Mansur Ball-Bey ditembak oleh aparat kepolisian. Menurut pihak kepolisian, ia terpaksa ditembak karena mengacungkan senjata ke arah aparat. Namun saat dilakukan pemeriksaan, tidak ditemukan senjata di lokasi kejadian.
Kepala Kepolisian St Louis, Sam Dotson mengatakan, pistol yang digunakan oleh tersangka adalah pistol curian. Pihak kepolisian pun menemukan narkotika jenis kokain di lokasi kejadian.
"Detektif kami sedang mencari pistol yang dicuri, sedang mencari penjahat yang melakukan kekerasan, dan mencari orang-orang yang telah melakukan tindak kejahatan di lingkungan sekitar," jelas Dotson seperti dilansir Xinhua, Kamis (20/8/2015).
Wilayah St. Louis, Missiouri, sebelumnya juga dilanda kerusuhan yang berawal dari peringatan satu tahun tewasnya seorang remaja kulit hitam, juga ditangan polisi. Michael Brown meregang nyawa setelah ditembak oleh seorang polisi kulit putih pada 9 Agustus tahun lalu.
Sebulan lalu, saat ulang tahun polisi, kepolisian setempat juga menembak pria kulit hitam lain, Kajieme Powell.
Menurut laporan yang dirilis oleh sebuah lembaga Hak Asasi Manusia yang berbasis di Washington, peringkat AS jatuh dari posisi ke-17 pada tahun 2008 ke posisi 20 pada tahun 2012. Indikator dari penurunan itu adalah penegakan hukum dan kebebasan ekonomi.
"Kinerja AS sangat mengkhawatirkan dan ini menunjukkan jika AS tidak bisa lagi mengklaim sebagai benteng terdepan kebebasan di dunia," kata sang penulis laporan, Ian Vasquez.
Korban yang diidentifikasi sebagai Mansur Ball-Bey ditembak oleh aparat kepolisian. Menurut pihak kepolisian, ia terpaksa ditembak karena mengacungkan senjata ke arah aparat. Namun saat dilakukan pemeriksaan, tidak ditemukan senjata di lokasi kejadian.
Kepala Kepolisian St Louis, Sam Dotson mengatakan, pistol yang digunakan oleh tersangka adalah pistol curian. Pihak kepolisian pun menemukan narkotika jenis kokain di lokasi kejadian.
"Detektif kami sedang mencari pistol yang dicuri, sedang mencari penjahat yang melakukan kekerasan, dan mencari orang-orang yang telah melakukan tindak kejahatan di lingkungan sekitar," jelas Dotson seperti dilansir Xinhua, Kamis (20/8/2015).
Wilayah St. Louis, Missiouri, sebelumnya juga dilanda kerusuhan yang berawal dari peringatan satu tahun tewasnya seorang remaja kulit hitam, juga ditangan polisi. Michael Brown meregang nyawa setelah ditembak oleh seorang polisi kulit putih pada 9 Agustus tahun lalu.
Sebulan lalu, saat ulang tahun polisi, kepolisian setempat juga menembak pria kulit hitam lain, Kajieme Powell.
Menurut laporan yang dirilis oleh sebuah lembaga Hak Asasi Manusia yang berbasis di Washington, peringkat AS jatuh dari posisi ke-17 pada tahun 2008 ke posisi 20 pada tahun 2012. Indikator dari penurunan itu adalah penegakan hukum dan kebebasan ekonomi.
"Kinerja AS sangat mengkhawatirkan dan ini menunjukkan jika AS tidak bisa lagi mengklaim sebagai benteng terdepan kebebasan di dunia," kata sang penulis laporan, Ian Vasquez.
(esn)