Kasus Korupsi Diselidiki, Wakil PM Irak Mengundurkan Diri
A
A
A
BAGHDAD - Satu dari tiga wakil Perdana Menteri (PM) Irak mengundurkan diri dan akan diselidiki untuk kasus korupsi. Penyelidikan itu dianggap langkah nyata PM Irak,Haider al-Abadi untuk memberangus korupsi di Irak.
Setelah marak protes anti-pemerintah dan munculnya seruan ulama Muslim Syiah terkemuka di Irak, PM Abadi mengumumkan langkah-langkah kerjanya untuk mereformasi sistem pemerintahan. Abadi mengatakan, jabatan tinggi di pemerintahan tidak bisa diduduki oleh orang yang tidak memenuhi syarat dan mendorong praktik korupsi.
Wakil PM Irak yang mengundurkan diri adalah Baha al-Araji. Dia merupakan wakil PM Irak untuk urusan energi.
Langkah Abadi telah didukung ulama Syiah terkemuka Irak, Moqtada al-Sadr. Dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan di situsnya, Sadr memerintahkan Araji untuk mengundurkan diri dan melarang dia meninggalkan Irak sampai prosedur pengadilan dijalankan secara tuntas.
Dhiya al-Asadi, seorang anggota senior gerakan kelompok al-Sadr, membenarkan bahwa Araji telah mengajukan pengunduran diri.Sedangkan juru bicara Dewan Pengadilan Tertinggi Irak, Abdul-Sattar al-Birqdar,mengatakan bahwa, kata jaksa penuntut umum telah memerintahkan penyelidikan korupsi terhadap Araji.
Araji sendiri belum berkomentar atas penyelidikan korupsi terhadap dirinya. Sebelumnya, ulama Irak, Ayatollah Ali al-Sistani dalam khotbahnya salat Jumat mendesak PM Abadi bertindak keras.”Menyerang dengan tangan besi untuk melawan korupsi,” katanya, yang dilansir Reuters, Selasa (11/8/2015).
Setelah marak protes anti-pemerintah dan munculnya seruan ulama Muslim Syiah terkemuka di Irak, PM Abadi mengumumkan langkah-langkah kerjanya untuk mereformasi sistem pemerintahan. Abadi mengatakan, jabatan tinggi di pemerintahan tidak bisa diduduki oleh orang yang tidak memenuhi syarat dan mendorong praktik korupsi.
Wakil PM Irak yang mengundurkan diri adalah Baha al-Araji. Dia merupakan wakil PM Irak untuk urusan energi.
Langkah Abadi telah didukung ulama Syiah terkemuka Irak, Moqtada al-Sadr. Dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan di situsnya, Sadr memerintahkan Araji untuk mengundurkan diri dan melarang dia meninggalkan Irak sampai prosedur pengadilan dijalankan secara tuntas.
Dhiya al-Asadi, seorang anggota senior gerakan kelompok al-Sadr, membenarkan bahwa Araji telah mengajukan pengunduran diri.Sedangkan juru bicara Dewan Pengadilan Tertinggi Irak, Abdul-Sattar al-Birqdar,mengatakan bahwa, kata jaksa penuntut umum telah memerintahkan penyelidikan korupsi terhadap Araji.
Araji sendiri belum berkomentar atas penyelidikan korupsi terhadap dirinya. Sebelumnya, ulama Irak, Ayatollah Ali al-Sistani dalam khotbahnya salat Jumat mendesak PM Abadi bertindak keras.”Menyerang dengan tangan besi untuk melawan korupsi,” katanya, yang dilansir Reuters, Selasa (11/8/2015).
(mas)