Mahatir: Demokrasi Malaysia Telah Mati di Masa Pemerintahan Nadjib

KUALA LUMPUR - Mantan Perdana Menteri (PM) Malaysia Mahatir Mohammad dalam sebuah tulisan di blog pribadinya melemparkan kritikan tajam kepada PM Malaysia saat ini Nadjib Razak. Menurut Mahatir, demokrasi di Malaysia telah mati di masa pemerintahan Nadjib.

"Demokrasi sudah mati. Hal ini mati karena pemimpin yang terpilih memilih untuk menumbangkan lembaga pemerintahan dan menjadikan mereka instrumen untuk mempertahankan dirinya sendiri," tulis Mahatir, seperti dilansir Reuters pada Senin (10/8/2015).

Pernyataan Mahatir ini merujuk pada langkah Nadjib yang memecat beberapa pejabat tinggi Malaysia, yang sangat vokal terhadap kasus korupsi dana 1MDB. Nadjib setidaknya memecat wakilnya yakni Muhyiddin Yassin dan Jaksa Agung Malaysia Abdul Gani Patail. Abdul Gani merupakan sosok yang memimpin penyelidikan dugaan korupsi tersebut.

Selain itu, berdasarkan perintah Nadjib, kepolisian Malaysia menangkapi para pejabat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di negara itu. Para pejabat Komisi Anti-Rasuah itu ditangkap polisi diduga terkait bocornya informasi soal skandal rekening gendut Perdana Menteri (PM) Najib Razak.

Lalu, Nadjib juga telah membredel dua surat kabar besar di Malaysia karena terus menerus memberitakan kasus korupsi yang menimpa dirinya. Dua surat kabar tersebut adalah The Edge Weekly dan The Edge Financial Daily, yang selama tiga bulan lebih mempublikasikan laporan dugaan skandal korupsi itu.

Sejauh ini, baik kantor PM Malaysia ataupun Nabjib sendiri belum memberikan komentar apapun mengenai pernyataan Mahatir. Pernyataan ini diprediksi dapat memanaskan hubungan antara Nadjib dan Mahatir, dimana Nadjib menuduh Mahatir sebagai sosok yang berada di balik munculnya isu korupsi tersebut.