72 WNI Dideportasi Turki
A
A
A
JAKARTA - Semenjak Januari 2015, sebanyak 72 warga negara Indonesia (WNI) di Turki dipulangkan ke tanah air atau dideportasi. Hal tersebut diungkapkan oleh Menteri Luar Negeri Retno Lestari Marsudi.
"Karena akan menyeberang ke Suriah," kata Retno di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (31/7/2015). Dikatakan Retno, jumlah itu termasuk 16 WNI yang sempat dikabarkan hilang di Turki, karena diduga hendak bergabung ke kelompok radikal ISIS.
Dia mengaku belum mengetahui informasi terakhir mengenai keberadan 16 WNI tersebut. Dia juga tidak bisa memastikan apakah 16 WNI itu ke Suriah.
Lebih lanjut dia mengatakan, persoalan 16 WNI yang hilang itu juga tidak dibahas dalam pertemuan antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan di Istana Merdeka, Jakarta, tadi.
Dia mengatakan, inti dari pertemuan antara Presiden Jokowi dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan adalah menyepakati untuk meningkatkan kerjasama di bidang intelijen.
"Tema pokoknya itu. Tapi kan kadang-kadang orang pergi ke Turki tapi enggak langsung ke Turki, misal melalui Kuala Lumpur yang menyulitkan kita untuk mentrack (Melacak)," ungkapnya.
"Karena akan menyeberang ke Suriah," kata Retno di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (31/7/2015). Dikatakan Retno, jumlah itu termasuk 16 WNI yang sempat dikabarkan hilang di Turki, karena diduga hendak bergabung ke kelompok radikal ISIS.
Dia mengaku belum mengetahui informasi terakhir mengenai keberadan 16 WNI tersebut. Dia juga tidak bisa memastikan apakah 16 WNI itu ke Suriah.
Lebih lanjut dia mengatakan, persoalan 16 WNI yang hilang itu juga tidak dibahas dalam pertemuan antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan di Istana Merdeka, Jakarta, tadi.
Dia mengatakan, inti dari pertemuan antara Presiden Jokowi dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan adalah menyepakati untuk meningkatkan kerjasama di bidang intelijen.
"Tema pokoknya itu. Tapi kan kadang-kadang orang pergi ke Turki tapi enggak langsung ke Turki, misal melalui Kuala Lumpur yang menyulitkan kita untuk mentrack (Melacak)," ungkapnya.
(esn)