Islamophobia Masih Bayangi Eropa
A
A
A
JAKARTA - Islamophobia atau ketakutan terhadap Islam saat ini masih membayangi beberapa negara di Eropa. Hal ini, menurut Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan terlihat dengan masih banyaknya laporan tindakan diskriminasi terhadap Muslim.
"Seruan yang dilakukan beberapa kelompok dan orang-orang yang membuat sulit bagi orang untuk datang dan hidup bersama telah menjadi lebih umum dan luas di Eropa dalam beberapa waktu terakhir dan itu menjadi perhatian," ujarnya.
"Baru-baru ini telah ada pendekatan diskriminatif terhadap Muslim di seluruh Eropa dan kami benar-benar sedih mendengar hal itu," kata Erdogan kala berbicara saat menggelar kuliah umum di di Lemanahas, Jakarta pada Jumat (31/7/2015).
Erdogan menuturkan, Turki adalah salah satu negara yang terkena dampak dari banyaknya gerakan dan tindakan diskriminasi terhadap Muslim di Eropa. Ini dikarenakan, setidaknya ada lima juta warga Turki yang tinggal di seluruh Eropa.
"Kami telah berusaha memimpin sekelompok negara yang terkena dampak paling besar dari adanya pergerakan ini," mantan Presiden Turki tersebut menambahkan.
Gerakan anti-Islam secara perlahan-lahan memang mulai muncul kembali di Eropa. Salah satu gerakan terbesar adalah Pegida di Jerman, sebuah gerakan yang pada awalnya menolak pengungsi dari Timur Tengah, yang berubah menjadi organisasi anti-Islam.
"Seruan yang dilakukan beberapa kelompok dan orang-orang yang membuat sulit bagi orang untuk datang dan hidup bersama telah menjadi lebih umum dan luas di Eropa dalam beberapa waktu terakhir dan itu menjadi perhatian," ujarnya.
"Baru-baru ini telah ada pendekatan diskriminatif terhadap Muslim di seluruh Eropa dan kami benar-benar sedih mendengar hal itu," kata Erdogan kala berbicara saat menggelar kuliah umum di di Lemanahas, Jakarta pada Jumat (31/7/2015).
Erdogan menuturkan, Turki adalah salah satu negara yang terkena dampak dari banyaknya gerakan dan tindakan diskriminasi terhadap Muslim di Eropa. Ini dikarenakan, setidaknya ada lima juta warga Turki yang tinggal di seluruh Eropa.
"Kami telah berusaha memimpin sekelompok negara yang terkena dampak paling besar dari adanya pergerakan ini," mantan Presiden Turki tersebut menambahkan.
Gerakan anti-Islam secara perlahan-lahan memang mulai muncul kembali di Eropa. Salah satu gerakan terbesar adalah Pegida di Jerman, sebuah gerakan yang pada awalnya menolak pengungsi dari Timur Tengah, yang berubah menjadi organisasi anti-Islam.
(esn)