Korut Tak Tertarik Negosiasi Nuklir
A
A
A
BEIJING - Duta Besar Korea Utara (Korut) untuk China Ji Jae Ryong menegaskan, negaranya tidak tertarik untuk melakukan negosiasi pengembangan nuklir, sepeti apa yang dilakukan Iran. Dirinya juga menyebut, bahwa negaranya memang memiliki senjata nuklir.
"Korut adalah negara senjata nuklir, baik secara nama ataupun secara realita. Dan, kami sama sekali tidak tertarik dengan dialog untuk membahas pembekuan sepihak atau pembongkaran program nuklir kami," kata Ji, seperti dilansir NHK pada Selasa (28/7/2015).
Dirinya juga melemparkan pembelaan mengapa negaranya melakukan pengembangan senjata nuklir. "Ini merupakan sarana untuk melindungi kedaulatan dan kelangsungan hidup negara dari ancaman nuklir dan kebijakan bermusuhan yang dibuat oleh Amerika Serikat (AS)," sambungnya.
Pernyatan Ji merupakan penegaskan dari apa yang diutarakan oleh Kementerian Luar Negeri Korut beberapa waktu lalu. Dalam pernyataanya, kementerian itu mengatakan ingin diatur, dan dilemahkan oleh kesepakatan semacam itu.
Pernyataan Ji ini sendiri muncul hanya sehari setelah AS kembali membujuk Korut untuk melakukan negosiasi pengembangan teknologi nuklir, dan menjadikan kesepakatan nuklir Iran sebagai contoh.
Sydney Seiler, utusan khusus AS untuk perundingan nuklir Korut yang saat ini sudah tidak aktif lagi mengatakan, kesepakatan nuklir Iran adalah bukti bahwa AS bisa sangat fleksibel ketika melakukan dialog. Korut sejatinya sudah beberapa kali mengatakan, kondisi Iran dan Korut sangat berbeda, sehingga kesepakatan tersebut tidak bisa dijadikan acuan.
"Korut adalah negara senjata nuklir, baik secara nama ataupun secara realita. Dan, kami sama sekali tidak tertarik dengan dialog untuk membahas pembekuan sepihak atau pembongkaran program nuklir kami," kata Ji, seperti dilansir NHK pada Selasa (28/7/2015).
Dirinya juga melemparkan pembelaan mengapa negaranya melakukan pengembangan senjata nuklir. "Ini merupakan sarana untuk melindungi kedaulatan dan kelangsungan hidup negara dari ancaman nuklir dan kebijakan bermusuhan yang dibuat oleh Amerika Serikat (AS)," sambungnya.
Pernyatan Ji merupakan penegaskan dari apa yang diutarakan oleh Kementerian Luar Negeri Korut beberapa waktu lalu. Dalam pernyataanya, kementerian itu mengatakan ingin diatur, dan dilemahkan oleh kesepakatan semacam itu.
Pernyataan Ji ini sendiri muncul hanya sehari setelah AS kembali membujuk Korut untuk melakukan negosiasi pengembangan teknologi nuklir, dan menjadikan kesepakatan nuklir Iran sebagai contoh.
Sydney Seiler, utusan khusus AS untuk perundingan nuklir Korut yang saat ini sudah tidak aktif lagi mengatakan, kesepakatan nuklir Iran adalah bukti bahwa AS bisa sangat fleksibel ketika melakukan dialog. Korut sejatinya sudah beberapa kali mengatakan, kondisi Iran dan Korut sangat berbeda, sehingga kesepakatan tersebut tidak bisa dijadikan acuan.
(esn)