Pemerintah Suriah Siap Lakukan Dialog Damai
A
A
A
DAMASKUS - Pemerintah Suriah nampaknya sudah mulai terbuka untuk melakukan dialog dengan pemberontak. Langkah ini diambil guna menghentikan konflik yang sudah berlangsung selama tiga tahun di negara mereka.
Ini terlihat dalam pernyataan yang dilontarkan oleh Presiden Suriah Bashar al-Assad. Dalam pidatonya Assad mengatakan akan menerima dan mendukung semua dialog damai untuk mengakhiri konflik di negaranya.
Dirinya bahkan mengatakan, akan tetap mendukung itu walaupun tidak terlalu menguntungkan pemerintah Suriah. "Saya akan mendukung dialog politik dengan bentuk apapun untuk mengakhiri konflik di negara saya, bahkan jika dampaknya terbatas," kata Assad, seperti dilansir Al Jazeera pada Senin (27/7/2015).
Namun, Assad hanya ingin memastikan satu hal, yakni dialog tersebut didasari pada keinginan setiap pesertanya untuk mengalahkan kelompok teror di Suriah, yakni mengalahkan ISIS dan al-Nusra. "Dialog yang tidak didasari pada keinginan untuk melawan terorisme, adalah sesuatu yang kosong dan tidak berguna," sambungnya.
Di kesempatan yang sama, dirinya juga menuturkan bahwa dukungan kuat yang diberikan Amerika Serikat (AS) dan beberapa negara Timur Tengah kepada pemberontak Suriah, telah menciptakan keadaan putus asa di diri warga Suriah.
Seperti diketahui AS, Turki, Inggris dan beberapa negara lainnya telah memberikan dukungan kepada pasukan pemberontak Suriah, dengan memberikan mereka pelatihan dan persenjataan. Negara-negara itu mengklaim pelatihan itu dilakukan guna membantu mereka melakukan perlawanan terhadap ISIS di Suriah.
Ini terlihat dalam pernyataan yang dilontarkan oleh Presiden Suriah Bashar al-Assad. Dalam pidatonya Assad mengatakan akan menerima dan mendukung semua dialog damai untuk mengakhiri konflik di negaranya.
Dirinya bahkan mengatakan, akan tetap mendukung itu walaupun tidak terlalu menguntungkan pemerintah Suriah. "Saya akan mendukung dialog politik dengan bentuk apapun untuk mengakhiri konflik di negara saya, bahkan jika dampaknya terbatas," kata Assad, seperti dilansir Al Jazeera pada Senin (27/7/2015).
Namun, Assad hanya ingin memastikan satu hal, yakni dialog tersebut didasari pada keinginan setiap pesertanya untuk mengalahkan kelompok teror di Suriah, yakni mengalahkan ISIS dan al-Nusra. "Dialog yang tidak didasari pada keinginan untuk melawan terorisme, adalah sesuatu yang kosong dan tidak berguna," sambungnya.
Di kesempatan yang sama, dirinya juga menuturkan bahwa dukungan kuat yang diberikan Amerika Serikat (AS) dan beberapa negara Timur Tengah kepada pemberontak Suriah, telah menciptakan keadaan putus asa di diri warga Suriah.
Seperti diketahui AS, Turki, Inggris dan beberapa negara lainnya telah memberikan dukungan kepada pasukan pemberontak Suriah, dengan memberikan mereka pelatihan dan persenjataan. Negara-negara itu mengklaim pelatihan itu dilakukan guna membantu mereka melakukan perlawanan terhadap ISIS di Suriah.
(esn)