Sengketa Laut China Selatan, Filipina Usul Dana Gila-gilaan
A
A
A
MANILA - Pemerintah Filipina mengusulkan anggaran pertahanan yang gila-gilaan untuk tahun depan, yakni mencapai 25 miliar peso atau sekitar Rp7,3 triliun. Dana sebesar itu akan digunakan untuk membeli berbagai peralatan alutsista untuk membela klaim Filipina atas kawasan Laut China Selatan.
Pejabat Filipina pada Senin (20/7/2015) mengatakan dana pertahanan yang diusulkan sebesar 25 miliar peso untuk membeli kapal frigrat, pesawat mata-mata hingga radar canggih untuk dioperasikan di Laut China Selatan yang jadi sengketa.
Kawasan Laut China Selatan telah jadi sengketa antara China dengan negara-negara Asia seperti Filipina, Malaysia, Vietnam, Brunei dan Taiwan. Namun, dari beberapa negara yang bersengketa itu, China merupakan negara yang mengklaim hampir 90 persen kawasan Laut China Selatan. China juga jadi negara yang paling agresif dalam melakukan reklamasi di kawasan sengketa itu.
RUU Anggaran Pertahanan Filipina sudah diusulkan untuk tahun 2016. Namun, Presiden Benigno Aquino diyakini tidak lagi menjabat pada tahun depan. Dana pertahanan 25 miliar peso yang diusulkan itu lebih besar 15,1 persen dibandingkan dengan jumlah anggaran pertahanan pada saat ini.
Sekretaris Manajemen Anggaran Filipina, Florencio Abad, membenarkan usulan anggaran pertahanan Filipina yang besar-besaran itu. ”Pada 2016, proposal kami untuk Kongres sebesar 25 miliar peso untukprogram modernisasi (militer),” kata Abad kepada Reuters, Senin (20/7/2015).
Seorang jenderal senior militer, yang menolak disebutkan namanya karena ia tidak berwenang berbicara kepada media, mengatakan kepada Reuters, bahwa dana pertahanan yang diusulkan itu untuk mengakuisisi dua frigat, dua pesawat patroli jarak jauh dan tiga radar pengawasan udara.
Pejabat Filipina pada Senin (20/7/2015) mengatakan dana pertahanan yang diusulkan sebesar 25 miliar peso untuk membeli kapal frigrat, pesawat mata-mata hingga radar canggih untuk dioperasikan di Laut China Selatan yang jadi sengketa.
Kawasan Laut China Selatan telah jadi sengketa antara China dengan negara-negara Asia seperti Filipina, Malaysia, Vietnam, Brunei dan Taiwan. Namun, dari beberapa negara yang bersengketa itu, China merupakan negara yang mengklaim hampir 90 persen kawasan Laut China Selatan. China juga jadi negara yang paling agresif dalam melakukan reklamasi di kawasan sengketa itu.
RUU Anggaran Pertahanan Filipina sudah diusulkan untuk tahun 2016. Namun, Presiden Benigno Aquino diyakini tidak lagi menjabat pada tahun depan. Dana pertahanan 25 miliar peso yang diusulkan itu lebih besar 15,1 persen dibandingkan dengan jumlah anggaran pertahanan pada saat ini.
Sekretaris Manajemen Anggaran Filipina, Florencio Abad, membenarkan usulan anggaran pertahanan Filipina yang besar-besaran itu. ”Pada 2016, proposal kami untuk Kongres sebesar 25 miliar peso untukprogram modernisasi (militer),” kata Abad kepada Reuters, Senin (20/7/2015).
Seorang jenderal senior militer, yang menolak disebutkan namanya karena ia tidak berwenang berbicara kepada media, mengatakan kepada Reuters, bahwa dana pertahanan yang diusulkan itu untuk mengakuisisi dua frigat, dua pesawat patroli jarak jauh dan tiga radar pengawasan udara.
(mas)