Ini Alasan Rusia Percepat Pengembangan Alutsista
A
A
A
MOSKOW - Rusia dalam beberapa bulan terakhir terus merilis rencana untuk mengembangkan dan memperbanyak jumlah alutsista mereka. Ternyata, bukan hanya persaingan dengan Barat yang menjadi alasan Rusia mempercepat pengembangan alutsista mereka, tapi juga karena usia alutsista yang mereka miliki saat ini terbilang tua.
Alutsista tua yang dimiliki Rusia menyebabkan banyak kecelakaan, terutama pada jet tempur dan pesawat pengangkut. Insiden terbaru adalah, pesawat pengebom Su-24M mereka jatuh di wilayah Timur Jauh Khabarovsk dalam sebuah latihan lepas landas dan menewaskan kedua pilotnya, kemarin.
Dengan banyaknya insiden tersebut, pembahasan mengenai pengembangan dan penambahkan jumlah alutsista di Rusia terus mengemuka. Seorang pilot uji dan pahlawan era Soviet, Magomed Tolboev mengatakan, banyaknya pesawat yang jatuh membuat kekhwatiran tersendiri untuk Rusia.
“Jika membandingkan era Soviet dengan masa Rusia modern, Anda akan melihat bahwa jumlah pesawat yang jatuh mungkin lebih banyak pada era Soviet. Namun, pertempuran saat itu juga jauh lebih banyak. Tentu saja statistik mengenai kecelakaan saat ini menimbulkan kekhawatiran,” kata Tolboev, seperti dilansir Russia Today pada Selasa (7/7/2015).
“Penyebab utama kecelakaan-kecelakaan itu adalah infrastruktur yang ketinggalan zaman. Pesawat-pesawat dari 1970-an, berusia 30 tahun, dan bahkan sampai 40 tahun,” sambungnya.
Dirinya juga memperingatkan kepada pemerintah Rusia, bahwa bahwa statistik internasional menunjukkan bahwa kecelakaan biasanya berbanding lurus dengan jumlah penerbangan yang dilakukan. Total, sejak Januari 2015, Rusia telah kehilangan empat pesawat, dan tiga kru, jumlah itu belum termasuk dalam kecelakaan yang terjadi kemarin.
Rusia sendiri memang terus dilaporkan sedang membangun kembali kekuatan mereka, yang tidak banyak bergerak paska runtuhnya Soviet. Beberapa proyek besar mereka adalah membuat jet tempur dan tank nir-awak, dan juga prajurit robot.
Alutsista tua yang dimiliki Rusia menyebabkan banyak kecelakaan, terutama pada jet tempur dan pesawat pengangkut. Insiden terbaru adalah, pesawat pengebom Su-24M mereka jatuh di wilayah Timur Jauh Khabarovsk dalam sebuah latihan lepas landas dan menewaskan kedua pilotnya, kemarin.
Dengan banyaknya insiden tersebut, pembahasan mengenai pengembangan dan penambahkan jumlah alutsista di Rusia terus mengemuka. Seorang pilot uji dan pahlawan era Soviet, Magomed Tolboev mengatakan, banyaknya pesawat yang jatuh membuat kekhwatiran tersendiri untuk Rusia.
“Jika membandingkan era Soviet dengan masa Rusia modern, Anda akan melihat bahwa jumlah pesawat yang jatuh mungkin lebih banyak pada era Soviet. Namun, pertempuran saat itu juga jauh lebih banyak. Tentu saja statistik mengenai kecelakaan saat ini menimbulkan kekhawatiran,” kata Tolboev, seperti dilansir Russia Today pada Selasa (7/7/2015).
“Penyebab utama kecelakaan-kecelakaan itu adalah infrastruktur yang ketinggalan zaman. Pesawat-pesawat dari 1970-an, berusia 30 tahun, dan bahkan sampai 40 tahun,” sambungnya.
Dirinya juga memperingatkan kepada pemerintah Rusia, bahwa bahwa statistik internasional menunjukkan bahwa kecelakaan biasanya berbanding lurus dengan jumlah penerbangan yang dilakukan. Total, sejak Januari 2015, Rusia telah kehilangan empat pesawat, dan tiga kru, jumlah itu belum termasuk dalam kecelakaan yang terjadi kemarin.
Rusia sendiri memang terus dilaporkan sedang membangun kembali kekuatan mereka, yang tidak banyak bergerak paska runtuhnya Soviet. Beberapa proyek besar mereka adalah membuat jet tempur dan tank nir-awak, dan juga prajurit robot.
(esn)