Hillary Clinton Tuduh China Retas Jaringan Komputer di AS
A
A
A
WASHINGTON - Dalam kampanye baru-baru ini, Hillary Clinton kembali melakukan serangan terhadap rival-rival Amerika Serikat (AS). Calon Presiden AS dari Partai Demokrat itu menuduh China telah meretas jutaan komputer di AS, dan mencuri informasi komersil yang ada di dalamnya.
"China berusaha untuk mencuri rahasia komersial dan sejumlah besar rahasia pemerintah dengan mencoba untuk meretas masuk ke dalam semua hal yang tidak bergerak di AS," kata Hillary kala melakukan kampanye di Glen, New Hampshire.
"Mereka berusaha untuk meretas semua hal di Amerika. Mencuri rahasia komersial dari kontraktor pertahanan, mencuri sejumlah besar informasi pemerintah. Mereka melakukan itu untuk kepentingan mereka," tegasnya, seperti dilansir Channel News Asia pada Minggu (5/7/2015).
Di kesempatan yang sama, dirinya juga turut menyoroti tindakan China di kawasan Laut China Selatan. Menurut istri mantan Presiden AS tersebut, apa yang dilakukan Chian di kawasan tersebut benar-benar berbahaya.
"Kita juga harus sepenuhnya waspada, militer China berkembang sangat cepat. Mereka mendirikan instalasi militer yang kembali mengancam negara yang memiliki perjanjian dengan kita, seperti Filipina. Mereka membangun properti di wilayah sengketa," ucap Hillary.
"China berusaha untuk mencuri rahasia komersial dan sejumlah besar rahasia pemerintah dengan mencoba untuk meretas masuk ke dalam semua hal yang tidak bergerak di AS," kata Hillary kala melakukan kampanye di Glen, New Hampshire.
"Mereka berusaha untuk meretas semua hal di Amerika. Mencuri rahasia komersial dari kontraktor pertahanan, mencuri sejumlah besar informasi pemerintah. Mereka melakukan itu untuk kepentingan mereka," tegasnya, seperti dilansir Channel News Asia pada Minggu (5/7/2015).
Di kesempatan yang sama, dirinya juga turut menyoroti tindakan China di kawasan Laut China Selatan. Menurut istri mantan Presiden AS tersebut, apa yang dilakukan Chian di kawasan tersebut benar-benar berbahaya.
"Kita juga harus sepenuhnya waspada, militer China berkembang sangat cepat. Mereka mendirikan instalasi militer yang kembali mengancam negara yang memiliki perjanjian dengan kita, seperti Filipina. Mereka membangun properti di wilayah sengketa," ucap Hillary.
(esn)