Ini Alasan Barat Benci Rusia dan Putin
A
A
A
JAKARTA - Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Mikhael Y Galuzin mengungkapkan alasan mengapa negara-negara Barat, seperti Amerika Serikat (AS) membenci Rusia dan juga Vladimir Putin. Menurutnya, Barat membenci Rusia dan Putin, karena sikap tegas yang diambilnya.
Berbicara saat perayaan hari nasional Rusia, semalam, Galuzin mengatakan Rusia selalu memberlakukan beberapa kebijakan yang tegas, yang sesuai dengan aturan hukum internasional. Menurutnya, Rusia juga selalu menegakkan supremasi peranan PBB berdasarkan piagam PBB.
Karena sikap tegas itulah, lanjut Galuzin, membuat Barat tidak nyaman. Diplomat senior Rusia itu mengatakan, Barat kerap kali memilki sikap yang bersebrangan dengan Rusia, dan kerap menggunakan standar ganda dalam setiap kebijakannya.
"Mitra kami beranggapan, pemaksaan rezim harus sesuai dengan kepentingan mereka. Padahal, rezim itu belum tentu sesuai bagi negara yang bersangkutan. Jika tak sesuai lagi dengan kepentingan mereka, maka pemimpinnya agar digulingkan dengan berbagai hal, termasuk melakukan kudeta," kata Galuzin.
Dirinya memberikan contoh tindakan Barat di Libya dan juga Ukraina. Dua negara tersebut terjerumus dalam kekacauan paska terjadi kudeta, yang menurut Galuzin disponsori oleh negara-negara Barat.
Berbicara saat perayaan hari nasional Rusia, semalam, Galuzin mengatakan Rusia selalu memberlakukan beberapa kebijakan yang tegas, yang sesuai dengan aturan hukum internasional. Menurutnya, Rusia juga selalu menegakkan supremasi peranan PBB berdasarkan piagam PBB.
Karena sikap tegas itulah, lanjut Galuzin, membuat Barat tidak nyaman. Diplomat senior Rusia itu mengatakan, Barat kerap kali memilki sikap yang bersebrangan dengan Rusia, dan kerap menggunakan standar ganda dalam setiap kebijakannya.
"Mitra kami beranggapan, pemaksaan rezim harus sesuai dengan kepentingan mereka. Padahal, rezim itu belum tentu sesuai bagi negara yang bersangkutan. Jika tak sesuai lagi dengan kepentingan mereka, maka pemimpinnya agar digulingkan dengan berbagai hal, termasuk melakukan kudeta," kata Galuzin.
Dirinya memberikan contoh tindakan Barat di Libya dan juga Ukraina. Dua negara tersebut terjerumus dalam kekacauan paska terjadi kudeta, yang menurut Galuzin disponsori oleh negara-negara Barat.
(esn)