Diperkosa sampai Hamil, Wanita India Dipaksa Tes Pemurnian
A
A
A
GUJARAT - Seorang wanita di India diculik delapa bulan oleh sekelompok dan diperkosa hingga hamil masih dipaksa menjalani tes atau ritual pemurnian. Geng pemerkosa itu jumlahnya lebih dari lima pria.
Wanita berusia 23 tahun itu sudah menikah dan mempunyai dua anak. Dia diculik sejak Juli tahun lalu. Selama diculik itu, dia diperkosa berulang kali oleh lebih dari lima pria.
Wanita itu kembali ke rumahnya dalam kondisi hamil. Permohonannya untuk aborsi telah ditolak oleh Pengadilan Tinggi Gujarat di India barat karena usia kandungannya sudah tua.
Orangtua wanita itu senang putri mereka sudah kembali. Tapi, mertuanya menolak bertemu dengannya. Beruntung, suaminya tetap mendampinginya meski harus rela “dibuang” oleh keluarganya.
Korban penculikan dan pemerkosaan itu hidup dalam komunitas Devipujak, sebuah komunitas yang masih mempertahankan kasta dan tradisi agama yang kuat di India. Paksaan untuk menjalani “tes pemurnian” itu diputuskan pengadilan masyarakat lokal agar wanita itu bisa diterima keluarganya lagi.
Ritual paksaan tersebut didukung orangtua wanita itu dengan pertimbangan jika calon bayi itu lahir dan jadi cucu mereka akan berpengaruh pada kehidupan keluarganya.
”Saya punya dua anak lainnya yang baik, yang belum menikah. Jika dia memberikan bayi itu lahir dan dia merawatnya, kemungkinan tidak ada yang akan menikahkan mereka,” kata ibu wanita korban pemerkosaan itu.
”Putra saya 14 tahun akan diusir. Satu-satunya jalan keluar adalah dia harus menjalani 'chokha thavani viddhi' (ritual pemurnian) dan masyarakat telah memutuskan hal itu,” lanjut dia, seperti dilansir BBC, Selasa (16/6/2015).
Ritual ini hanya dilakukan di desa-desa di komunitas Devipujak, Gujarat. Komunitas Devipujak mengikuti aturan kasta dan agama yang kuat dan memiliki pengadilan masyarakat sendiri untuk memutuskan hal-hal termasuk perselingkuhan dan pemerkosaan. Namun, tes pemurnian itu hanya dijalani kaum perempuan.
Seorang tetua dari desa, Odhabhai Devipujak, menjelaskan bahwa ritual pemurnian dilakukan oleh tantra, seorang imam yang mahir ilmu hitam dan percaya pada kekuatan supranatural.
Selama ritual, tantra meminta si wanita menjawab beberapa pertanyaan dan kemudian memeriksa apakah dia mengatakan kebenaran dengan cara mengambil sejumput biji barley dari tas dan memintanya untuk mengatakan apakah jumlah di tangannya genap atau ganjil.
Jika wanita itu mendapat jawaban yang salah, maka tantra berasumsi bahwa wanita itu melakukan kebohongan. Dia kemudian harus mengulangi proses ritual dengan membawa batu 10 kg di kepalanya. Dia harus menjaga batu di kepalanya sampai tantra puas.
”Kadang-kadang dibutuhkan satu bulan untuk memurnikan orang yang berbohong, mereka harus berbicara kebenaran,” kata tetua itu.
Wanita berusia 23 tahun itu sudah menikah dan mempunyai dua anak. Dia diculik sejak Juli tahun lalu. Selama diculik itu, dia diperkosa berulang kali oleh lebih dari lima pria.
Wanita itu kembali ke rumahnya dalam kondisi hamil. Permohonannya untuk aborsi telah ditolak oleh Pengadilan Tinggi Gujarat di India barat karena usia kandungannya sudah tua.
Orangtua wanita itu senang putri mereka sudah kembali. Tapi, mertuanya menolak bertemu dengannya. Beruntung, suaminya tetap mendampinginya meski harus rela “dibuang” oleh keluarganya.
Korban penculikan dan pemerkosaan itu hidup dalam komunitas Devipujak, sebuah komunitas yang masih mempertahankan kasta dan tradisi agama yang kuat di India. Paksaan untuk menjalani “tes pemurnian” itu diputuskan pengadilan masyarakat lokal agar wanita itu bisa diterima keluarganya lagi.
Ritual paksaan tersebut didukung orangtua wanita itu dengan pertimbangan jika calon bayi itu lahir dan jadi cucu mereka akan berpengaruh pada kehidupan keluarganya.
”Saya punya dua anak lainnya yang baik, yang belum menikah. Jika dia memberikan bayi itu lahir dan dia merawatnya, kemungkinan tidak ada yang akan menikahkan mereka,” kata ibu wanita korban pemerkosaan itu.
”Putra saya 14 tahun akan diusir. Satu-satunya jalan keluar adalah dia harus menjalani 'chokha thavani viddhi' (ritual pemurnian) dan masyarakat telah memutuskan hal itu,” lanjut dia, seperti dilansir BBC, Selasa (16/6/2015).
Ritual ini hanya dilakukan di desa-desa di komunitas Devipujak, Gujarat. Komunitas Devipujak mengikuti aturan kasta dan agama yang kuat dan memiliki pengadilan masyarakat sendiri untuk memutuskan hal-hal termasuk perselingkuhan dan pemerkosaan. Namun, tes pemurnian itu hanya dijalani kaum perempuan.
Seorang tetua dari desa, Odhabhai Devipujak, menjelaskan bahwa ritual pemurnian dilakukan oleh tantra, seorang imam yang mahir ilmu hitam dan percaya pada kekuatan supranatural.
Selama ritual, tantra meminta si wanita menjawab beberapa pertanyaan dan kemudian memeriksa apakah dia mengatakan kebenaran dengan cara mengambil sejumput biji barley dari tas dan memintanya untuk mengatakan apakah jumlah di tangannya genap atau ganjil.
Jika wanita itu mendapat jawaban yang salah, maka tantra berasumsi bahwa wanita itu melakukan kebohongan. Dia kemudian harus mengulangi proses ritual dengan membawa batu 10 kg di kepalanya. Dia harus menjaga batu di kepalanya sampai tantra puas.
”Kadang-kadang dibutuhkan satu bulan untuk memurnikan orang yang berbohong, mereka harus berbicara kebenaran,” kata tetua itu.
(mas)