Remaja Gay India Diperkosa Ibunya agar 'Sembuh'
A
A
A
NEW DELHI - Seorang remaja gay di India diperkosa oleh ibunya dengan tujuan untuk menyembuhkan “kelainan”-nya. Hal itu diungkap oleh organisasi Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT).
Selain itu, ada LGBT juga mengungkap kasus gadis yang menjalin hubungan dengan wanita lain juga diperkosa oleh sepupunya dengan alasan serupa. Menurut LGBT, kasus-kasus di India itu merupakan tindakan putus asa dari keluarga yang anggotanya menjadi gay dan lesbian.
Vyjayanti Mogli yang bekerja di tim organisasi penanganan krisis di India selatan mengatakan banyak korban yang takut untuk berbicara. “Kami yakin ada lebih banyak kasus, tetapi mereka tidak melaporkan,” katanya kepada Times of India.
Di India, perilaku gay bisa dihukum penjara hingga 10 tahun, sehingga keluarga mereka cemas. Akibatnya, mereka tidak punya pilihan selain melakukan perkosaan untuk menyembuhkan atau dikenal sebagai “perkosaan korektif”.
”Kami datang di kasus tersebut bukan karena mereka melaporkan pemerkosaan itu, tetapi karena mereka meminta bantuan untuk meninggalkan rumah mereka,” katanya lagi.
Menurutnya, banyak korban ingin menghapus kenangan ketika diserang oleh orang yang dicintainya. Mereka mencoba untuk melupakan dan memutus kontak dnegan keluarga mereka ketimbang melaporkannya.
“Jika gadis ini ditemukan menjalin hubungan dengan gadis lain, orangtua di dalam keluarga percaya berhubungan badan dengan korban, bahkan jika itu secara paksa akan menyembuhkannya,” kata Mogli, yang dilansir Selasa (2/6/2015).
Menurut Mogli banyak korban kasus perkosaan korektif di India tidak berani melapor. Bahkan, ketika meminta bantuan kepada LSM, banyak yang ditolak.
Selain itu, ada LGBT juga mengungkap kasus gadis yang menjalin hubungan dengan wanita lain juga diperkosa oleh sepupunya dengan alasan serupa. Menurut LGBT, kasus-kasus di India itu merupakan tindakan putus asa dari keluarga yang anggotanya menjadi gay dan lesbian.
Vyjayanti Mogli yang bekerja di tim organisasi penanganan krisis di India selatan mengatakan banyak korban yang takut untuk berbicara. “Kami yakin ada lebih banyak kasus, tetapi mereka tidak melaporkan,” katanya kepada Times of India.
Di India, perilaku gay bisa dihukum penjara hingga 10 tahun, sehingga keluarga mereka cemas. Akibatnya, mereka tidak punya pilihan selain melakukan perkosaan untuk menyembuhkan atau dikenal sebagai “perkosaan korektif”.
”Kami datang di kasus tersebut bukan karena mereka melaporkan pemerkosaan itu, tetapi karena mereka meminta bantuan untuk meninggalkan rumah mereka,” katanya lagi.
Menurutnya, banyak korban ingin menghapus kenangan ketika diserang oleh orang yang dicintainya. Mereka mencoba untuk melupakan dan memutus kontak dnegan keluarga mereka ketimbang melaporkannya.
“Jika gadis ini ditemukan menjalin hubungan dengan gadis lain, orangtua di dalam keluarga percaya berhubungan badan dengan korban, bahkan jika itu secara paksa akan menyembuhkannya,” kata Mogli, yang dilansir Selasa (2/6/2015).
Menurut Mogli banyak korban kasus perkosaan korektif di India tidak berani melapor. Bahkan, ketika meminta bantuan kepada LSM, banyak yang ditolak.
(mas)