Pria Inggris Pasang Iklan Lowongan PRT Wanita tanpa Busana
A
A
A
LONDON - Seorang pria di Inggris memasang iklan lowongan pekerjaan bagi para pembantu rumah tangga (PRT) wanita. Namun, setiap kali bekerja, PRT itu dilarang mengenakan busana.
Sejak memasang iklan di koran lokal, pria bernama John, 69, itu telah menerima 11 surat pelamar dalam tempo seminggu.
Pekerjaan bagi PRT itu, kata dia, sederhana yakni, hanya mencuci piring, menyapu atau membersihkan debu dan merapikan perkakas rumah tangga. Upahnya, 20 poundsterling untuk setiap kali bekerja.
John, yang menceraikan istrinya 24 tahun lalu, mengatakan bahwa ia menikmati hidup untuk mengenal perempuan. Dia mengabaikan kecaman dari kelompok feminis sayap kiri tentang iklannya yang dianggap mengarah pada aspek seksual.
“Ini sedikit seperti anak remaja ketika membeli kondom untuk pertama kalinya,” katanya yang mengkritik balik kelompok feminis itu. ”Tapi saya tidak melakukan sesuatu yang ilegal. Saya tidak merugikan siapa pun,” lanjut dia, seperti dilansir Mirror, semalam.
”Jika saya bertindak cabul, saya akan menggunakan lembaga pendamping. Jika saya ingin berhubungan badan, saya akan pergi ke sebuah ‘distrik lampu merah’,” ucap John.
“Merendahkan perempuan? Saya tidak berpikir seperti itu. Saya pikir anggapan itu menyedihkan,” imbuh John yang tinggal di Bristol itu.
Para PRT yang dia inginkan untuk bekerja di rumahnya ada kriteria khusus. ”Mereka harus berusia 25 sampai 55 tahun. Wanita yang saya mau adalah 35 tahun dan saya ingin agar dia bekerja selama 18 bulan,” katanya.
Sejak memasang iklan di koran lokal, pria bernama John, 69, itu telah menerima 11 surat pelamar dalam tempo seminggu.
Pekerjaan bagi PRT itu, kata dia, sederhana yakni, hanya mencuci piring, menyapu atau membersihkan debu dan merapikan perkakas rumah tangga. Upahnya, 20 poundsterling untuk setiap kali bekerja.
John, yang menceraikan istrinya 24 tahun lalu, mengatakan bahwa ia menikmati hidup untuk mengenal perempuan. Dia mengabaikan kecaman dari kelompok feminis sayap kiri tentang iklannya yang dianggap mengarah pada aspek seksual.
“Ini sedikit seperti anak remaja ketika membeli kondom untuk pertama kalinya,” katanya yang mengkritik balik kelompok feminis itu. ”Tapi saya tidak melakukan sesuatu yang ilegal. Saya tidak merugikan siapa pun,” lanjut dia, seperti dilansir Mirror, semalam.
”Jika saya bertindak cabul, saya akan menggunakan lembaga pendamping. Jika saya ingin berhubungan badan, saya akan pergi ke sebuah ‘distrik lampu merah’,” ucap John.
“Merendahkan perempuan? Saya tidak berpikir seperti itu. Saya pikir anggapan itu menyedihkan,” imbuh John yang tinggal di Bristol itu.
Para PRT yang dia inginkan untuk bekerja di rumahnya ada kriteria khusus. ”Mereka harus berusia 25 sampai 55 tahun. Wanita yang saya mau adalah 35 tahun dan saya ingin agar dia bekerja selama 18 bulan,” katanya.
(mas)