ABK Tewas di Kapal Taiwan Diperlakukan Tak Manusiawi

Rabu, 20 Mei 2015 - 18:32 WIB
ABK Tewas di Kapal Taiwan...
ABK Tewas di Kapal Taiwan Diperlakukan Tak Manusiawi
A A A
TEGAL - Kisah miris diceritakan keluarga Anak Buah Kapal (ABK) asal Kabupaten Tegal yang tewas di kapal kargo Taiwan, Rasjo Lamtoro (33). Warga Desa Kalisapu, Kecamatan Slawi itu mendapat perlakuan tak manusiawi selama bekerja.

Adik Rasjo, Daryuni, 32, mengatakan, terakhir kali keluarga berkomunikasi dengan Rasjo pada Maret 2014, melalui sambungan telepon. Setelah itu keluarga tak pernah bisa berkomunikasi lagi.

"Ia bercerita, makannya kurang karena tidak pernah makan nasi. Makannya ikan terus," kata Daryuni saat ditemui di rumahnya, di Jalan Teri II RT 04 RW 06 Desa Kalisapu, Rabu (20/5/2015).

Selain tidak mendapat makanan yang layak, Rasjo bersama ABK lainnya juga dipaksa untuk bekerja terus-menerus dan hanya diberi waktu istirahat selama dua jam setiap hari. "Tenaga diperes, dipukuli juga oleh bosnya," ungkap Daryuni.

Menurut Daryuni, kakaknya yang sudah bekerja selama dua tahun di kapal kargo Taiwan tidak memiliki riwayat pernah menderita penyakit tertentu. Karena itu, keluarga kaget ketika mendapat kabar Rasjo tewas di kapal perusahaan yang memberangkatkan Sabtu (9/5/2015). "Perusahaan menyatakan, ia meninggal karena sakit. Tapi, tidak menjelaskan apa penyakitnya," ucap Daryuni.

Sebelumnya diberitakan, seorang ABK asal Kabupaten Tegal tewas di sebuah kapal kargo Taiwan. Diduga ia tewas karena mengalami praktek perbudakan.

Kasi Penempatan Tenaga Kerja Dinas Sosial Tenaga Kerja Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kabupaten Tegal Algunto mengatakan, informasi yang didapatkan dari Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), ABK tersebut bernama Rasjo Lamtoro, warga Desa Kalisapu, Kecamatan Slawi.

"Informasi yang saya dapat dari Kemenlu, ada 5 ABK asal Indonesia yang meninggal di kapal. Salah satunya dari Kabupaten Tegal," kata Algunto kepada Sindonews.com, Rabu (20/5/2015).

Menurut Algunto, Rasjo meninggal di kapal saat tengah berlayar di perairan wilayah Afrika. Selanjutnya, jenazah yang bersangkutan dibawa ke sebuah rumah sakit di Dakar, Senegal, untuk dioutopsi. Hasil outopsi pihak rumah sakit menunjukkan korban meninggal karena malnutrisi.

"Apakah karena alami perbudakan? Masih belum pasti. Masih ditelusuri Kemenlu. Tapi, kesimpulan dari hasil outopsi penyebab meninggal karena malnutrisi (kekurangan gizi)," ujar Algunto.
(esn)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0878 seconds (0.1#10.140)