Pamer Foto Nazi, Wartawan Cantik Rusia Dipenjara
A
A
A
MOSKOW - Wartawan cantik di Rusia, Polina Petruseva, jadi “korban” propaganda perang Rusia terhadap Nazi. Pada Februari 2015, dia dijebloskan ke penjara setelah ditangkap dari apartemennya di sebelah barat Kota Smolensk setelah dituduh mamamerkan foto Nazi.
Beberapa minggu kemudian, pada tanggal 2 Maret 2015, dia dinyatakan bersalah oleh pengadilan lokal dan didenda 1.000 rubel. Tuduhan kejahatannya hanya sepele, yakni di mengunggah foto di media sosial Rusia, Vkontakte, dengan latar belakang pasukan Nazi di era Perang Dunia II.
”Sangat syok, tentu saja,” kata Petruseva kepada Moscow Times, dalam sebuah pesan tertulis yang dilansir Kamis malam (14/5/2015).
”Saya ditunjukkan screenshot halaman (Vkontake) saya (di kantor polisi) dan itu jelas bahwa semuanya serius, tapi, meskipun demikian, saya tidak bisa membantu berpikir itu adalah semacam sampah surealistik,” lanjut dia.
Foto yang diunggah, lanjut wartawan Rusia itu, juga terdapat di situs-situs lain, termasuk Wikipedia. Kasus Petruseva adalah salah satu dari serangkaian insiden anti-Nazi yang terjadi sepanjang tahun ini di Rusia. Tindakan hukum terhadap propaganda atau rehabilitasi Nazi benar-benar ditegakkan Rusia sejak Presiden Vladimir Putin menandatangani UU untuk menindak propaganda Nazi pada Mei 2014 lalu.
Ahli mengatakan, insiden seperti itu menimbulkan kekhawatiran bagi wartawan, arsiparis, kurator museum dan sejarawan. Sebab, mereka bisa ditangkap karena penafsiran sepihak ketika membawa atau menunjukkan segala hal yang terkait Nazi.
Selain wartawan wanita Rusia itu, ada juga remaja 16 tahun asal kota Astrakhan yang dipidanakan karena menulis kekagumannya terhadap invasi Nazi di Polandia melalui media sosial. Jika terbukti bersalah, remaja itu bisa dihukum penjara selama tiga tahun.
”Hukum ini berlebihan dan hal ini sudah berlebihan. Remaja 16 tahun tahun dan pendengarnya (aspirasinya) kecil,” kata Natalya Yudina, seorang ahli di Sova Centre, sebuah pusat penelitian yang berbasis di Moskow yang memantau ekstremisme.
Beberapa minggu kemudian, pada tanggal 2 Maret 2015, dia dinyatakan bersalah oleh pengadilan lokal dan didenda 1.000 rubel. Tuduhan kejahatannya hanya sepele, yakni di mengunggah foto di media sosial Rusia, Vkontakte, dengan latar belakang pasukan Nazi di era Perang Dunia II.
”Sangat syok, tentu saja,” kata Petruseva kepada Moscow Times, dalam sebuah pesan tertulis yang dilansir Kamis malam (14/5/2015).
”Saya ditunjukkan screenshot halaman (Vkontake) saya (di kantor polisi) dan itu jelas bahwa semuanya serius, tapi, meskipun demikian, saya tidak bisa membantu berpikir itu adalah semacam sampah surealistik,” lanjut dia.
Foto yang diunggah, lanjut wartawan Rusia itu, juga terdapat di situs-situs lain, termasuk Wikipedia. Kasus Petruseva adalah salah satu dari serangkaian insiden anti-Nazi yang terjadi sepanjang tahun ini di Rusia. Tindakan hukum terhadap propaganda atau rehabilitasi Nazi benar-benar ditegakkan Rusia sejak Presiden Vladimir Putin menandatangani UU untuk menindak propaganda Nazi pada Mei 2014 lalu.
Ahli mengatakan, insiden seperti itu menimbulkan kekhawatiran bagi wartawan, arsiparis, kurator museum dan sejarawan. Sebab, mereka bisa ditangkap karena penafsiran sepihak ketika membawa atau menunjukkan segala hal yang terkait Nazi.
Selain wartawan wanita Rusia itu, ada juga remaja 16 tahun asal kota Astrakhan yang dipidanakan karena menulis kekagumannya terhadap invasi Nazi di Polandia melalui media sosial. Jika terbukti bersalah, remaja itu bisa dihukum penjara selama tiga tahun.
”Hukum ini berlebihan dan hal ini sudah berlebihan. Remaja 16 tahun tahun dan pendengarnya (aspirasinya) kecil,” kata Natalya Yudina, seorang ahli di Sova Centre, sebuah pusat penelitian yang berbasis di Moskow yang memantau ekstremisme.
(mas)