Menteri Keuangan: Hanya Satu Negara yang Untung dari Sanksi pada Rusia
loading...
A
A
A
MOSKOW - Sanksi yang dijatuhkan Barat terhadap Rusia atas konflik Ukraina berdampak besar pada ekonomi Eropa, sementara Amerika Serikat (AS) adalah satu-satunya aktor yang mendapat untung dari pembatasan tersebut.
Klaim itu diungkapkan Menteri Keuangan Rusia Anton Siluanov pada Sabtu (24/12/2022) di tengah pertempuran yang masih berlanjut di Ukraina.
Berbicara kepada harian Asharq News, dia percaya sanksi Barat telah membantu Washington mencapai tujuannya. "Pasokan minyak dan gas mereka ke pasar Eropa telah meningkat," papar Siluanov.
“Pengiriman energi dari AS, bagaimanapun, terbukti mahal bagi orang Eropa, mengakibatkan inflasi yang meroket dan menurunkan daya saing untuk bisnis Eropa,” ujar Siluanov.
Menurut dia, “Sanksi Barat dan ledakan yang merusak pipa gas Nord Stream 1 dan 2 pada akhir September diatur untuk menyediakan Eropa dengan gas (alam) cair yang lebih mahal dari Amerika.”
“Amerika untung, Eropa rugi,” papar dia.
Moskow menyebut sabotase itu sebagai serangan teroris, mengklaim AS paling diuntungkan dari ledakan itu.
Sementara Washington membantah keterlibatan apa pun, Menteri Luar Negeri Antony Blinken menggambarkan insiden itu sebagai "peluang luar biasa" bagi Eropa untuk melepaskan diri dari energi Rusia.
Siluanov kemudian mengakui sanksi telah memengaruhi ekonomi Rusia. “Tapi mereka menimbulkan rasa sakit yang tidak kurang dan bahkan mungkin lebih menyakitkan bagi Barat,” papar dia, menunjuk pada bagaimana retorika sanksi sekarang menjadi rutin.
Dia mencatat bahwa batasan harga UE untuk minyak Rusia “pasti akan menyebabkan distorsi harga dan pasar.”
Siluanov menegaskan kembali posisi Moskow bahwa Moskow tidak akan menyediakan minyak mentah melalui kontrak sesuai pembatasan yang diamanatkan Barat.
Perusahaan minyak Rusia mengalihkan pengiriman minyak mereka dari Barat ke arah lain, papar menteri tersebut. “Kami akan mencari pasar baru, mencari logistik baru. Kemungkinan ini akan lebih mahal,” ungkap dia.
Awal bulan ini, UE, negara-negara G7, dan Australia memperkenalkan batasan harga minyak lintas laut Rusia, ditetapkan sebesar USD60 per barel.
Tindakan tersebut juga melarang perusahaan Barat menyediakan asuransi dan layanan lain untuk pengiriman minyak mentah Rusia, kecuali kargo tersebut dibeli pada atau di bawah harga yang ditunjukkan.
Menyusul langkah tersebut, Sekretaris Pers Kremlin Dmitry Peskov memperingatkan pembatasan akan mendatangkan malapetaka pada pasar minyak global.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan Moskow tidak berencana menjual minyak ke negara-negara yang mendukung batasan harga.
Klaim itu diungkapkan Menteri Keuangan Rusia Anton Siluanov pada Sabtu (24/12/2022) di tengah pertempuran yang masih berlanjut di Ukraina.
Berbicara kepada harian Asharq News, dia percaya sanksi Barat telah membantu Washington mencapai tujuannya. "Pasokan minyak dan gas mereka ke pasar Eropa telah meningkat," papar Siluanov.
“Pengiriman energi dari AS, bagaimanapun, terbukti mahal bagi orang Eropa, mengakibatkan inflasi yang meroket dan menurunkan daya saing untuk bisnis Eropa,” ujar Siluanov.
Menurut dia, “Sanksi Barat dan ledakan yang merusak pipa gas Nord Stream 1 dan 2 pada akhir September diatur untuk menyediakan Eropa dengan gas (alam) cair yang lebih mahal dari Amerika.”
“Amerika untung, Eropa rugi,” papar dia.
Moskow menyebut sabotase itu sebagai serangan teroris, mengklaim AS paling diuntungkan dari ledakan itu.
Sementara Washington membantah keterlibatan apa pun, Menteri Luar Negeri Antony Blinken menggambarkan insiden itu sebagai "peluang luar biasa" bagi Eropa untuk melepaskan diri dari energi Rusia.
Siluanov kemudian mengakui sanksi telah memengaruhi ekonomi Rusia. “Tapi mereka menimbulkan rasa sakit yang tidak kurang dan bahkan mungkin lebih menyakitkan bagi Barat,” papar dia, menunjuk pada bagaimana retorika sanksi sekarang menjadi rutin.
Dia mencatat bahwa batasan harga UE untuk minyak Rusia “pasti akan menyebabkan distorsi harga dan pasar.”
Siluanov menegaskan kembali posisi Moskow bahwa Moskow tidak akan menyediakan minyak mentah melalui kontrak sesuai pembatasan yang diamanatkan Barat.
Perusahaan minyak Rusia mengalihkan pengiriman minyak mereka dari Barat ke arah lain, papar menteri tersebut. “Kami akan mencari pasar baru, mencari logistik baru. Kemungkinan ini akan lebih mahal,” ungkap dia.
Awal bulan ini, UE, negara-negara G7, dan Australia memperkenalkan batasan harga minyak lintas laut Rusia, ditetapkan sebesar USD60 per barel.
Tindakan tersebut juga melarang perusahaan Barat menyediakan asuransi dan layanan lain untuk pengiriman minyak mentah Rusia, kecuali kargo tersebut dibeli pada atau di bawah harga yang ditunjukkan.
Menyusul langkah tersebut, Sekretaris Pers Kremlin Dmitry Peskov memperingatkan pembatasan akan mendatangkan malapetaka pada pasar minyak global.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan Moskow tidak berencana menjual minyak ke negara-negara yang mendukung batasan harga.
(sya)