Uni Eropa Sesalkan Keputusan Turki Ubah Hagia Sophia Jadi Masjid

Sabtu, 11 Juli 2020 - 05:57 WIB
loading...
Uni Eropa Sesalkan Keputusan Turki Ubah Hagia Sophia Jadi Masjid
Uni Eropa sesalkan keputusan Hagia Sophian diubah menjadi Masjid. Foto/Al Jazeera
A A A
BRUSSELS - Uni Eropa (UE) menyesalkan keputusan Presiden Turki Tayyip Erdogan untuk menyatakan Hagia Sophia di Istanbul sebagai masjid. Itu dilakukan setelah pengadilan tinggi memutuskan bahwa konversi bangunan itu menjadi museum ilegal.

"Keputusan Dewan Negara Turki untuk membatalkan salah satu keputusan penting Turki modern dan keputusan Presiden Erdogan untuk menempatkan monumen di bawah pengelolaan Presidensi Urusan Agama sangat disesalkan," kata kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (11/7/2020).

Sebelumnya Presiden Turki Tayyip Erdogan mendeklarasikan Hagia Sophia dibuka untuk umat Muslim yang ingin menjalankan ibadah salat. Pernyataan Erdogan itu muncul beberapa jam setelah pengadilan memutuskan perubahan gedung itu menjadi museum oleh pendiri Turki modern adalah ilegal.

“Keputusan telah diambil untuk menyerahkan manajemen Masjid Ayasofya (Hagia Sophia) pada Direktorat Urusan Agama dan membukanya untuk ibadah,” papar keputusan yang ditandatangani Erdogan.

Erdogan telah mengusulkan mengembalikan status masjid pada Situs Warisan Dunia UNESCO itu. Bangunan itu merupakan lokasi penting bagi Bizantium Kristen dan kekaisaran Ottoman Muslim dan sekarang menjadi salah satu monumen paling banyak dikunjungi di Turki.

Sejumlah pihak memperingatkan agar Turki tidak mengubah status bangunan berumur 1.500 tahun yang menjadi kebanggaan Muslim dan Kristiani itu.

Amerika Serikat (AS), Yunani dan para pemimpin gereja khawatir dengan perubahan status gedung Abad 6 itu. Gedung itu diubah menjadi museum pada hari-hari pertama negara Turki modern di era Mustafa Kemal Ataturk. (Baca: Erdogan: Hagia Sophia Jadi Masjid setelah Keputusan Pengadilan )
(ber)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1582 seconds (0.1#10.140)