Kasus Harian Covid-19 Catat Rekor, China Perluas Lockdown

Kamis, 24 November 2022 - 21:39 WIB
loading...
Kasus Harian Covid-19 Catat Rekor, China Perluas Lockdown
China memperluas penguncian atau lockdown di wilayahnya setelah kasus harian Covid-19 mencatat rekor. Foto/Ilustrasi
A A A
BEIJING - China memperluas penguncian atau lockdown karena jumlah kasus harian Covid-19 mencatat rekor.

Penduduk di 8 distrik Zhengzhou, rumah bagi 6,6 juta orang, diminta tinggal di rumah selama lima hari mulai hari ini, Kamis (24/11/2022), kecuali untuk membeli makanan atau mendapatkan perawatan medis.

Pengujian massal harian diperintahkan dalam apa yang disebut pemerintah kota sebagai "perang pemusnahan" melawan virus.

Bisnis dan komunitas perumahan dari pusat manufaktur Guangzhou di selatan hingga Beijing di utara berada dalam berbagai bentuk penguncian, tindakan yang secara khusus memengaruhi pekerja migran kerah biru. Dalam banyak kasus, warga mengatakan pembatasan itu melampaui apa yang diizinkan pemerintah nasional.

Guangzhou pada Senin menangguhkan akses ke distrik Baiyun yang berpenduduk 3,7 juta, sementara penduduk di beberapa daerah Shijiazhuang, kota berpenduduk 11 juta orang di barat daya Beijing, disuruh tinggal di rumah sementara pengujian massal dilakukan.

Beijing membuka rumah sakit di pusat pameran. Kota itu menangguhkan akses ke Universitas Studi Internasional Beijing setelah kasus Covid-19 ditemukan di sana. Beberapa pusat perbelanjaan, dan gedung perkantoran ditutup dan akses ke beberapa kompleks apartemen diblokir.



Menyarankan beberapa dari langkah-langkah itu mungkin setidaknya semi permanen, para pekerja membangun pagar setinggi 2 meter di sekitar gedung apartemen bata bertingkat rendah yang sudah tua di Hongmiao Beili Beijing.

Setengah lusin orang dengan pakaian hazmat berjaga di pintu masuk ke jalur yang melintasi komunitas, berdiri di belakang penghalang baja setinggi pinggang yang biasanya digunakan untuk pengendalian massa.

Pihak berwenang telah mengumumkan langkah-langkah untuk mencoba mengurangi gangguan dari pengendalian pandemi dengan mempersingkat karantina dan membuat perubahan lainnya. Beberapa orang China telah menyatakan frustrasi dan kebingungan tentang kebijakan yang tampaknya gagal di media sosial.

"Dalam 24 jam sebelumnya, jumlah kasus baru Covid naik 31.444," kata Komisi Kesehatan Nasional China seperti dilansir dari AP.

Jumlah itu adalah angka harian tertinggi sejak virus Corona pertama kali terdeteksi di kota Wuhan di China tengah pada akhir 2019.

Beban kasus harian terus meningkat. Minggu ini, pihak berwenang melaporkan kematian Covid-19 pertama di China dalam enam bulan, sehingga totalnya menjadi 5.232.



Sementara jumlah kasus dan kematian relatif rendah dibandingkan dengan AS dan negara lain, Partai Komunis China yang berkuasa tetap berkomitmen pada strategi "nol-Covid" yang bertujuan untuk mengisolasi setiap kasus dan menghilangkan virus sepenuhnya. Sebagian besar pemerintah lain telah mengakhiri kontrol anti-virus dan sekarang mengandalkan vaksinasi dan kekebalan dari infeksi masa lalu untuk membantu mencegah kematian dan penyakit serius.

Sementara perbatasan China sebagian besar tetap tertutup, pemerintah Beijing telah mengoptimalkan dan memfasilitasi proses keluar masuknya para eksekutif dan personel khusus perusahaan multinasional dan bisnis asing serta anggota keluarga mereka di China. Hal itu diungkapkan juru bicara Kementerian Luar Negeri Mao Ning pada konferensi pers harian.

Mao mengatakan China akan terus meningkatkan berbagai protokol Covid sesuai dengan prinsip berbasis sains dan bertarget untuk membantu memfasilitasi perjalanan dan kerja sama serta pertukaran dengan negara lain.

Masalah utama adalah kekhawatiran tentang seberapa rentan orang terhadap virus. Hanya sedikit orang China yang tertular Covid atau bahkan terpapar virus, jadi hanya sebagian kecil yang dianggap telah membangun tingkat antibodi penangkal virus yang efektif.

China memiliki tingkat vaksinasi virus corona secara keseluruhan lebih dari 92%, dengan kebanyakan orang telah menerima setidaknya satu dosis. Tetapi jauh lebih sedikit orang Cina yang lebih tua - terutama mereka yang berusia di atas 80 tahun - yang mendapatkan vaksinasi.

Pemerintah berusaha menahan gelombang wabah terbaru tanpa menutup pabrik dan ekonomi lainnya seperti yang dilakukan pada awal tahun 2020. Salah satu taktiknya adalah menggunakan “manajemen loop tertutup”, di mana para pekerja tinggal di pabrik mereka tanpa kontak dengan pihak luar.



(ian)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2084 seconds (0.1#10.140)