Campur Tangan Amerika Serikat dalam Perang Rusia-Ukraina
loading...
A
A
A
AS juga tidak akan melupakan agresi Rusia di Ukraina Timur yang pernah terjadi pada tahun 2014, terkait aneksasi Crimea.
Untuk permasalahan yang saat ini tengah menimpa Ukraina, AS menegaskan pihaknya tidak akan sedikitpun mengurangi dukungannya.
Dijelaskan lebih rinci, Ukraina dianggap sebagai mitra strategis yang sudah melakukan upaya memodernisasi militernya dengan NATO.
Dengan ini, maka bantuan keamanan kepada Ukraina menjadi prioritas utama. Sebab, bantuan tersebut bisa sangat berguna sebagai alat pertahanan diri Ukraina.
Adapun campur tangan AS dalam invasi Rusia-Ukraina adalah dengan terus memberikan dukungan dan mengirim bantuan keamanan, seperti 4 ribu peluru artileri 155 mm berpemandu presisi, 11 ribu peluru 155 mm RAAM (Remote Anti-Armor Mine), 216 kendaraan taktis untuk menarik senjata, 22 kendaraan taktis guna memulihkan peralatan, 8 sistem rudal permukaan ke udara tingkat lanjut nasionla atau NASAMS dan amunisi, rudal anti-radiasi berkecepatan tinggi, 20 helikopter Mi-17, dan 700 sistem udara tak berawak taktis Phoenix Ghost, serta masih banyak lagi.
Sementara itu, Biden kembali menegaskan ia tidak akan mengirim satu pun pasukannya ke Ukraina dengan tujuan ikut bertarung melawan Rusia.
Amerika Serikat lebih mementingkan diplomasi untuk menurunkan ketegangan atau de-eskalasi. “Itu adalah Perang Dunia, ketika AS dan Rusia mulai saling menembak,” ujar Biden, sebagaimana dilansir dari ABC News.
Untuk permasalahan yang saat ini tengah menimpa Ukraina, AS menegaskan pihaknya tidak akan sedikitpun mengurangi dukungannya.
Dijelaskan lebih rinci, Ukraina dianggap sebagai mitra strategis yang sudah melakukan upaya memodernisasi militernya dengan NATO.
Dengan ini, maka bantuan keamanan kepada Ukraina menjadi prioritas utama. Sebab, bantuan tersebut bisa sangat berguna sebagai alat pertahanan diri Ukraina.
Adapun campur tangan AS dalam invasi Rusia-Ukraina adalah dengan terus memberikan dukungan dan mengirim bantuan keamanan, seperti 4 ribu peluru artileri 155 mm berpemandu presisi, 11 ribu peluru 155 mm RAAM (Remote Anti-Armor Mine), 216 kendaraan taktis untuk menarik senjata, 22 kendaraan taktis guna memulihkan peralatan, 8 sistem rudal permukaan ke udara tingkat lanjut nasionla atau NASAMS dan amunisi, rudal anti-radiasi berkecepatan tinggi, 20 helikopter Mi-17, dan 700 sistem udara tak berawak taktis Phoenix Ghost, serta masih banyak lagi.
Sementara itu, Biden kembali menegaskan ia tidak akan mengirim satu pun pasukannya ke Ukraina dengan tujuan ikut bertarung melawan Rusia.
Amerika Serikat lebih mementingkan diplomasi untuk menurunkan ketegangan atau de-eskalasi. “Itu adalah Perang Dunia, ketika AS dan Rusia mulai saling menembak,” ujar Biden, sebagaimana dilansir dari ABC News.
(sya)