Tak Setragis 2 WNI, Pacar Jutting Ini Merasa Beruntung

Sabtu, 08 November 2014 - 11:41 WIB
Tak Setragis 2 WNI, Pacar Jutting Ini Merasa Beruntung
Tak Setragis 2 WNI, Pacar Jutting Ini Merasa Beruntung
A A A
HONG KONG - Ariane Guarin, wanita asal Filipina mengaku orang paling beruntung. Sebab,ia tak dibunuh Rurik Jutting, psikopat Inggris yang membunuh dua warga negara Indonesia (WNI) di Hong Kong.

Padahal, Guarin yang merupakan pacar terakhir psikopat Inggris itu justru meminta Jutting menemuinya, tepat sebelum Jutting membunuh dua WNI. Beruntung dia batal menemuinya saat itu.

Dua WNI, yakni Sumarti Ningsih asal Cilacap dan Seneng Mujiasih asal Sulawesi tewas dibunuh secara sadis oleh Jutting yang berprefesi sebagai bankir itu. Salah satu dari dua WNI itu ditemukan tewas mengenaskan, di mana tubuhnya dimutilasi dan dimasukkan dalam koper. (Baca: Jutting Bisa Tenang Tenggah Teh usai Membunuh Dua WNI)

Ariane Guarin, 22, yang berada di Filipina pada bulan lalu menerima pesan dari Jutting. Bankir Inggris itu bertanya kepadanya, apakah dia akan terbang ke Hong Kong untuk menemuinya.

Dalam pesan itu, Jutting menyampaikan pesan secara singkat, tanpa ada pesan ‘ciuman’ seperti biasanya.”Apakah Anda bisa mendapatkan paspor Anda? Jika demikian, apakah Anda ingin datang ke Hong Kong akhir pekan ini? Dan tinggal seminggu?, " bunyi pesan Jutting yang dibacakan ulang Guarin.

Kurang dari dua minggu setelah Jutting melakukan kontak dengan Gauarin, pada tanggal 11 Oktober 2014, lisensi keuangan Jutting untuk bisnis perdagangan di Hong Kong dicabut. Tepat pada saat itulah, ia diduga membunuh orang untuk pertama kalinya.

Kemudian, seminggu yang lalu, bankir lulusan Cambridge University itu menelepon polisi Hong Kong untuk datang apartemen mewahnya di Wan Chai. Di sana, petugas menemukan seorang wanita muda Indonesia meninggal akibat luka di tenggorokan dan pantat.

Sedangkan wanita Indonesia lainnya, ditemukan sudah dalam kondisi membusuk, yang diduga dibunuh beberapa hari sebelumnya.

Guarin terkejut, mendengar kabar bahwa pria yang dicintainya itu telah membunuh dua wanita Indonesia. Dia pun merasa beruntung karena tidak menjadi korban pacarnya itu.

”Saya punya masalah untuk mengajukan permohonan paspor saya,” katanya.”Karena saya tidak memiliki kartu identitas yang masih berlaku. Dia ingin saya tinggal selama seminggu dengan dia, tapi saya tidak bisa pergi tanpa paspor. Saya merasa beruntung. Saya benar-benar bersyukur bahwa itu (korban yang dibunuh) bukan saya,” lanjut dia seperti dikutip Daily Mail, Sabtu (8/11/2014).
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5688 seconds (0.1#10.140)