Ilmuwan AS Ciptakan Varian Covid Baru yang Lebih Mematikan, Netizen Marah Besar

Selasa, 18 Oktober 2022 - 15:57 WIB
loading...
Ilmuwan AS Ciptakan Varian Covid Baru yang Lebih Mematikan, Netizen Marah Besar
Para ilmuwan bekerja dengan sampel yang diambil untuk pengujian penyakit virus corona (COVID-19) di suatu laboratorium. Foto/REUTERS/Marko Djurica
A A A
WASHINGTON - Para ilmuwan di Universitas Boston mengklaim telah menciptakan varian baru Covid-19 dengan tingkat kematian 80%.

Varian baru itu diciptakan dengan menggabungkan varian Omicron yang sangat menular dari virus corona dengan virus corona jenis asli Wuhan.

Penelitian, yang mirip eksperimen yang dianggap telah menciptakan virus itu telah menyebabkan kemarahan besar di media sosial.



Dalam makalah penelitian yang diterbitkan pekan lalu, para ilmuwan menjelaskan mereka mengisolasi protein lonjakan varian Omicron dan menggabungkannya dengan "tulang punggung" dari strain asli yang beredar pada awal 2020.

“Proses ini menciptakan virus yang dengan kuat lolos dari induksi vaksin…kekebalan dan menimbulkan penyakit serius pada tikus laboratorium, 80% di antaranya meninggal selama pengujian,” papar makalah itu, dilansir RT pada Senin (17/10/2022).

Sementara tim mengakui strain mutan mereka kemungkinan akan kurang mematikan pada manusia daripada tikus, mereka menemukan bahwa itu menghasilkan partikel virus lima kali lebih banyak dalam sel paru-paru manusia yang tumbuh di laboratorium jika dibandingkan dengan varian Omicron.

Makalah tersebut belum ditinjau oleh rekan sejawat.

Berita penelitian tersebut menyebabkan kemarahan netizen, karena diyakini secara luas bahwa penelitian “keuntungan-fungsi” serupa, istilah yang menggambarkan perubahan patogen untuk meningkatkan potensinya, di Institut Virologi Wuhan di China menyebabkan pandemi Covid-19 global yang membunuh jutaan orang.

AS dilaporkan mendanai penelitian semacam itu di Institut Wuhan, meskipun masih belum jelas apakah virus corona spesifik yang menyebabkan pandemi berasal dari laboratorium tersebut.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1620 seconds (0.1#10.140)