Pejabat AS: Wagner Rusia Coba Rekrut 1.500 Penjahat untuk Perang di Ukraina

Selasa, 20 September 2022 - 09:52 WIB
loading...
Pejabat AS: Wagner Rusia...
Kontraktor militer swasta Rusia, Wagner Group, dituduh berupaya merekrut ribuan penjahat yang dihukum untuk ikut berperang di Ukraina. Foto/REUTERS
A A A
KIEV - Wagner Group, sebuah perusahaan militer swasta Rusia , berusaha merekrut lebih dari 1.500 penjahat yang dihukum untuk ambil bagian dalam perang Rusia di Ukraina . Hal itu diungkap seorang pejabat senior pertahanan Amerika Serikat (AS).

Namun, kata pejabat tersebut, banyak yang menolak untuk bergabung.

"Informasi kami menunjukkan bahwa Wagner telah menderita kerugian besar di Ukraina, terutama dan tidak mengejutkan di kalangan petempur muda dan tidak berpengalaman," kata pejabat AS kepada wartawan, yang berbicara dengan syarat anonim, seperti dikutip Reuters, Selasa (20/9/2022).

Uni Eropa telah menjatuhkan sanksi pada Wagner Group, menuduhnya melakukan operasi klandestin atas nama Kremlin.



Presiden Vladimir Putin mengatakan kelompok itu tidak mewakili negara Rusia, tetapi kontraktor militer swasta memiliki hak untuk bekerja di mana saja di dunia selama mereka tidak melanggar hukum Rusia.

Pejabat AS menunjuk ke video media sosial baru-baru ini, yang menunjukkan Yevgeny Prigozhin, yang menurut Departemen Keuangan AS dan Uni Eropa terkait dengan Wagner Group, mencoba merekrut tahanan.

Video itu menunjukkan Prigozhin berusaha merekrut tahanan Rusia serta orang Tajikistan, Belarusia, dan Armenia.

Kendati demikian, keaslian video itu belum bisa diverifikasi secara independen.

Para petempur Wagner Group telah dituduh oleh kelompok hak asasi manusia (HAM) dan pemerintah Ukraina melakukan kejahatan perang di Suriah dan Ukraina timur mulai tahun 2014 dan seterusnya.

Pada bulan Juli, intelijen militer Inggris mengatakan bahwa Rusia telah menggunakan Wagner Group untuk memperkuat pasukan garis depan dalam konflik Ukraina.

Data Pentagon bulan lalu mengatakan militer Rusia telah menderita antara 70.000 dan 80.000 korban personel, baik terbunuh atau terluka, sejak invasinya ke Ukraina dimulai.

Sementara itu, Ukraina pada hari Senin memperpanjang cengkeramannya di wilayah yang baru-baru ini direbut kembali ketika pasukan berbaris lebih jauh ke timur ke daerah-daerah yang ditinggalkan oleh pasukan Rusia. Itu membuka jalan bagi kemungkinan serangan terhadap pasukan pendudukan Rusia di wilayah Donbass.
(min)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1230 seconds (0.1#10.140)