‪ 11 tewas akibat ledakan bom di kafe Irak

Senin, 09 Desember 2013 - 20:20 WIB
‪ 11 tewas akibat ledakan bom di kafe Irak
‪ 11 tewas akibat ledakan bom di kafe Irak
A A A
Sindonews.com - Sedikitnya 11 orang dilaporkan tewas, sementara puluhan orang lainnya menderita luka-luka dalam sebuah ledakan bom yang terjadi dekat sebuah kafe di Buhruz, Provisi Diyala, Irak, Senin (9/12/2013).Menurut laporan sejumlah polisi dan dokter di lokasi kejadian, ledakan di kota yang dihuni mayoritas pengikut Suni tersebut menewaskan 11 orang dan menyebabkan 22 orang menderita luka-luka.

"Pasca ledakan, pasukan keamanan Irak menutup lokasi ledakan untuk sementara waktu, memblokir pintu masuk kota dan memberlakukan jam malam karena khawatir akan serangan bom susulan," ungkap seorang polisi di Provinsi Diyala kepada Xinhua.
Ledakan bom juga dilaporkan terjadi di dua lokasi lainnya. Di wilayah Suwaib, wilayah selatan Baghdad, sebuah bom rakitan yang ditanam di pinggir jalan menewaskan dua pejuang Sahwa yang anti al-Qaeda dan melukai dua orang lainnya.

Ledakan lainnya terjadi di Madain, sebuah kota yang terletak di sisi selatan Kota Baghdad.Hingga berita ini diturunkan, aparat keamanan Irak belum dapat memastikan dalang dibalik ledakan tersebut. Diduga kuat serangan ini dilancarkan oleh militan Irak yang dalam beberapa bulan terakhir gencar menyerang puluhan kafe serta sejumlah tempat ramai lainnya, seperti pasar dan masjid.

Sehari sebelumnya, 39 orang dilaporkan tewas, sementara 130 orang lainnya menderita luka-luka dalam 14 serangan bom di seluruh Baghdad. Serangan gerilyawan Irak terus berlanjut di wilayah Arab Sunni yang bergejolak, di wilayah barat Baghdad, dari Provinsi Anbar hingga ke perbatasan barat Irak dan Suriah, Yordania dan Arab Saudi. Serangan bom bunuh diri telah menambah jumlah korban akibat konflik sektarian di Irak.

Sejak awal tahun hingga sekarang, sudah ribuan orang tewas akibat kekerasan di negara yang pernah dipimpin rezim Saddam Hussein tersebut. Irak menyaksikan letusan kekerasan terburuk dalam beberapa tahun terakhir, yang menimbulkan kekhawatiran bahwa negara itu meluncur kembali ke konflik sipil, yang mencapai puncaknya pada 2006 dan 2007, ketika jumlah korban tewas bulanan terkadang melebihi 3.000 jiwa.
(esn)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3185 seconds (0.1#10.140)