Putra Raja Salman Muslim Pertama Baca Al-Qu'ran di Angkasa: Arab Saudi Akan Kembali ke Luar Angkasa
loading...
A
A
A
Tanggal peluncuran jatuh pada hari ke-29 Ramadhan, yang berarti Pangeran Sultan dihadapkan pada dilema harus berpuasa selama pelatihan intensif sebelum penerbangan dan selama misi.
Daripada memilih untuk menunda puasanya dan mengganti hari-hari sesudahnya, dia memutuskan untuk berpuasa selama misi.
Tahun sebelumnya, Pangeran Sultan menunda puasanya karena membantu persiapan Olimpiade 1984 di Los Angeles. Dia merasa sulit untuk berpuasa di Arab Saudi sendirian setelah itu ketika meng-qadha setiap hari puasa Ramadhan yang dia lewatkan.
Oleh karena itu, dia memutuskan untuk berpuasa dalam gravitasi nol sebagai gantinya. Dalam percakapan yang sekarang terkenal dengan otoritas agama paling senior di Arab Saudi, Pangeran Sultan menyindir tentang menegosiasikan persyaratan puasanya.
“Saya berbicara dengan mufti di Saudi, Sheikh bin Baz, dan dengan bercanda saya berkata: 'Kita akan melihat 16 matahari terbenam dan matahari terbit setiap hari. Bisakah saya melakukan Ramadhan dalam dua hari?’”
"Dan dia berkata 'tidak, Anda tidak bisa'. Ketika saya kembali ke Saudi, saya memiliki sesi yang baik dengannya dan kami tertawa dan berbicara," paparnya.
Sesaat sebelum peluncuran, dia mendapat pesan bahwa ibunya sedang melakukan Tawaf, mengelilingi Kakbah di Makkah. Pikiran itu terlintas di benaknya bahwa ketika ibunya mengorbit Kakbah, dia akan segera mengorbit planet ini.
Tak hanya berpusa, Pangeran Sultan selama misinya di atas pesawat ulang-alik Discovery juga membaca Al-Qur'an dan shalat. Foto-foto yang telah beredar mengabadikan momen itu sebagai muslim pertama yang shalat di luar angkasa.
Di antara barang-barang pribadi yang dibawa dalam penerbangan adalah sebuah Al-Qur'an dan satu set tasbih. Pada hari kelima misi, Pangeran Sultan telah berhasil menyelesaikan seluruh pembacaan kitab suci di luar angkasa.
Memandang ke luar jendela pesawat ulang-alik dan melihat planet dari ketinggian yang begitu tinggi memberi Pangeran Sultan perspektif baru tentang kehidupan, yang katanya dia bawa hingga hari ini.
Daripada memilih untuk menunda puasanya dan mengganti hari-hari sesudahnya, dia memutuskan untuk berpuasa selama misi.
Tahun sebelumnya, Pangeran Sultan menunda puasanya karena membantu persiapan Olimpiade 1984 di Los Angeles. Dia merasa sulit untuk berpuasa di Arab Saudi sendirian setelah itu ketika meng-qadha setiap hari puasa Ramadhan yang dia lewatkan.
Oleh karena itu, dia memutuskan untuk berpuasa dalam gravitasi nol sebagai gantinya. Dalam percakapan yang sekarang terkenal dengan otoritas agama paling senior di Arab Saudi, Pangeran Sultan menyindir tentang menegosiasikan persyaratan puasanya.
“Saya berbicara dengan mufti di Saudi, Sheikh bin Baz, dan dengan bercanda saya berkata: 'Kita akan melihat 16 matahari terbenam dan matahari terbit setiap hari. Bisakah saya melakukan Ramadhan dalam dua hari?’”
"Dan dia berkata 'tidak, Anda tidak bisa'. Ketika saya kembali ke Saudi, saya memiliki sesi yang baik dengannya dan kami tertawa dan berbicara," paparnya.
Sesaat sebelum peluncuran, dia mendapat pesan bahwa ibunya sedang melakukan Tawaf, mengelilingi Kakbah di Makkah. Pikiran itu terlintas di benaknya bahwa ketika ibunya mengorbit Kakbah, dia akan segera mengorbit planet ini.
Tak hanya berpusa, Pangeran Sultan selama misinya di atas pesawat ulang-alik Discovery juga membaca Al-Qur'an dan shalat. Foto-foto yang telah beredar mengabadikan momen itu sebagai muslim pertama yang shalat di luar angkasa.
Di antara barang-barang pribadi yang dibawa dalam penerbangan adalah sebuah Al-Qur'an dan satu set tasbih. Pada hari kelima misi, Pangeran Sultan telah berhasil menyelesaikan seluruh pembacaan kitab suci di luar angkasa.
Memandang ke luar jendela pesawat ulang-alik dan melihat planet dari ketinggian yang begitu tinggi memberi Pangeran Sultan perspektif baru tentang kehidupan, yang katanya dia bawa hingga hari ini.